TULISAN 1
Pertumbuhan Dan
Penyesuaian Diri
·
Pengertian
dan konsep penyesuaian diri
Menurut
Cage dan Berliner (1979) dua penentu (determinan) karakteristik manusia adalah
hereditas dan lingkungan. Atau seringkali disebut sebagai nature and narture.
Permasalahannya adalah mana yang lebih besar pengaruhnya. Apabila seseorang hidup
tanpa hereditas, seperti misalnya makan, udara, pendidikan, atau faktor-faktor
lingkungan lainnya tidak akan menghasilkan pertumbuhan. Akan tetapi tanpa ada
lingkungan yang memadai, faktor hereditas juga dapat menjadi tidak berfungsi.
Yang
kemudian menjadi pertanyaan adalah seberapa besar variasi-variasi dari faktor
hereditas dan faktor lingkungan yang mempengaruhi karakteristik individu ? untuk
variasi warna mata misalnya, faktor hereditaslah yang paling mempengaruhi.
Sementara variasi-variasi dalam bahasa, sebaliknya faktor lingkunganlah yang
mempengaruhi. Jika tidak dapat perbedaan dalam faktor lingkungan, misalnya yang
terjadi pada pasangan kembar identik dari keluarga yang sama, maka semua
variasi dalam semua intelegensi akan dihasilkan dari faktor hereditas. Satu hal
yang dapat menjelaskan masalah ini adalah bahwa hereditas dan lingkungan sering
kali dapat mempengaruhi bersama sama. Oleh karena itu sangat sulit mejelaskan
faktor-faktor dari individu satu ke individu yang lain.
·
Pertumbuhan
Personal
1.
Pendekatan
pertumbuhan diri
Psikologi
merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “psychology”.
Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu “psyche”,
berarti, jiwa atau daya hidup, sedangkan “logos” berarti ilmu. Jadi secara
harafiah, “psychology” berarti ilmu yang memepelajari tentang kejiwaan atau
“Ilmu Jiwa “.Sedangkan perkembangan, Chaplin mengartikan perkembangan sebagai
·
Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme,
dari lahir hingga mati,
·
Pertumbuhan,
·
Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari
bagian-bagian jasmaniah ke bagian-bagian fungsional.,
·
Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari
tingkah laku yang tidak dipelajari. Sementara itu, Reni Akbar Hawadi
menafsirkan,”Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses
perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kausalitas
kemampuan ,sifat dan ciri-ciri yang baru.
Perkembangan itu menunjukkan suatu proses
tertentu, yaitu suatu proses yang menunjukkan kedepan dan tidak dapat diulangi
kembali.dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit
banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada
perubahan – perubahan dalam suatu arah yang bersifat maju. Psikologi
perkembangan lebih mempersoalkan factor-faktor umum yang memepengaruhi proses
perkembangan yang terjadi di dalam diri seseorang. Titik berat yang diberikan
oleh para psikolog perkembangan adalah relasi antara kepribadian dan
perkembangan.
2.
Variasi
dalam pertumbuhan
Perubahan
dan stabilitas muncul dalam berbagai ranah atau dimensi diri, para ilmuan
perkembangan berbicara secara terpisah mengenai perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial. Sebenarnya ranah-ranah ini
saling terkait dalam kehidupan.
Pertumbuhan
tubuh dan otak, kapasitas sensoris, keterampilan-keterampilan motorik, serta
kesehatan merupakan bagian dari perkembangan
fisik dan dapat mempengaruhi ranah perkembangan lain, misalnya anak yang
mengalami masalah pada telinganya akan lebih lambat untuk berbicara
dibandingkan anak yang tidak memiliki masalah tersebut. Perubahan-perubahan
fisik didalam otak pada beberapa orang sudah tua bisa mengarah pada kemunduran
kecerdasan dan kemunduran kepribadian.
Perubahan
dan stabilitas didalam kemampuan kemampuan mental seperti belajar,
memperhatikan, mengingat, menggunakan bahasa, berfikir, bernalar, dan kreatif
membentuk perkembangan kognitif.
Peningkatan dan kemunduran kognitif sangat terkait dengan faktor-faktor fisik,
emosional, dan sosial.
Perubahan
stabilitas didalam emosi, kepribadian, hubungan sosial, bersama-sama membentuk perkembangan psikososial, dan hal ini
dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan fisik. Kapasitas fisik dan kognitif
dapat mempengaruhi perkembangan psikososial.
3.
Kondisi-kondisi
untuk tumbuh
Manusia
adalah mahluk sosial, sejak awal mereka berkembang didalam lingkungan sosial
dan sejarah. Bagi seorang bayi lingkungan yang terdekat adalah keluarga, tapi
selanjutnya keluarga dapat pengaruh yang luas dan mengalami perubahan terus
menerus dilingkungan disekitar rumah, komunitas, dan masyarakat.
a.
Keluarga
Keluarga
terbagi menjadi dua, yaitu keluarga inti (ayah, ibu, anak) dan keluarga besar
(ayah, ibu, anak, nenek, kakek, paman, bibi, dll). Banyak anak yang tidak bisa
tumbuh dan berkembang dengan baik keran mereka selalu menghabiskan waktu mereka
untuk belajar di sekolah dan di penitipan anak sehingga mereka kurang berinteraksi
dengan orang tua mereka saat mereka berada dirumah. Adapun bagi anak-anak yang
merupakan korban perceraian akan merasa bahwa diri mereka selalu merasa
terkucilkan sehingga dapat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan mereka.
b.
Status
Sosial Ekonomi dan Lingkungan Tempat Tinggal
Ekonomi
meliputi pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Kemiskinan dapat membahayakan
kesejahteraan fisik, kognitif, dan psikososial anak. Kemiskinan mungkin tidak
membahayakan secara tidak langsung, melalui dampaknya dimana keluarga tinggal.
Keadaan emosi orang tua dan praktik pola asuh dan suasana yang mereka ciptakan
dirumah. Ancaman terhadap kesejahteraan akan berlipat ganda jika sebagaimana
yang sering terjadi, beberapa faktor resiko, kondisi-kondisi yang meningkatkan
kemungkinan dampak negatif seperti kurangnya akses pelayanan kesehatan, dan
kesempatan mendapat pendidikan yang minim.
c.
Budaya
dan Kesukuan
Kelompok
etnis terdiri atas orang-orang yang dipersatukan oleh budaya, leluhur, agama,
dan bahasa. Atau asal usul suku bangsa yang khusus. Yang seluruhnya memberikan
kontribusi pada sebuah pemahaman identitas serta berbagai sikap atau keyakinan
dan nilai yang dibagi bersama. Etnis dan pola-pola mempengaruhi pertumbuhan dengan
pengaruh mereka pada sebuah komposisi rumah tangga, perekonomian, dan sumber
daya sosialnya, cara para anggotanya bertindak satu sama lain, makanan yang
mereka makan, permainan yang dimainkan anak-anak, cara mereka belajar, seberapa
bagus prestasi di sekolah, dll.
Sumber:
Prabowo Hendro dan
Puspitawati Ira, Psikologi Pendidikan, Gunadarma, Jakarta, 1997.
Diane E. Papalia, Sally
Wenkos Olds, dan Ruth Duskin Feldman, Human
Development 10th ed, Penerbit Salemba Humanika, Jakarta, 2009.
Penerjemah: Brian
Marswendy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar