Hello


Welcome Graphic #135


Kamis, 23 Oktober 2014

Manusia dengan Cinta Kasih menurut Erich Fromm


Kaitan Antara Manusia Dengan Cinta Kasih

Menurut Erich Fromm (1983) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan tentang adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai berikut :
Cinta Diri Sendiri
Secara alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang yang menafsirkan cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian cinta diri sendiri ini bernilai negatif. Namun apabila diartikan bahwa cinta diri sendiri adalah mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani dan rohaninya terpenuhi seimbang  ini bernilai positif. Dengan demikian cinta terhadap dirinya tidak harus dihilangkan tetapi harus berimbang dengan cinta kepada orang lain untuk berbuat baik.
Cinta Sesama Manusia / Persaudaraan
Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan (agape. Bahasa Yunani) itu merupakan watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatannya kepada sesama manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan berarti karena seseorang itu membela, menyetujui, mendukung dan berguna, bagi dirinya, melainkan dating dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan seseorang mencintai sesama manusia itu disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian (manusia sebagai makhluk social) dan sudah merupakan suatu kewajiban.

Cinta Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan) ini merupakan sifat eksklusif (khusus) yang bias memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta dan nafsu tersebut letaknya tidak berbeda jauh. Disi lain Cinta erotis jika didasari dengan cinta ideal, kasih sayang, keserasian maka berfungsi dalam melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan akal pikiran sehingga yang ada hanya nafsu birahi didalamnya akan timbul rasa ketidak puasan bias berakhir dengan sebuah perceraian bahkan akan mungkin timbul juga perselingkuhan atau ke tempat pelacuran yang didalamnya tidak mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang ada hanya nafsu birahi berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya.
Cinta Keibuaan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
Daftar pustaka :
http://taufikhidayah21.wordpress.com/2013/06/16/cinta-kasih-keindahan-penderitaan-tanggung-jawab-harapan-keadilan-pandangan-hidup-kegelisahan-kematian-keyakinan-dan-pengabdian/


Senin, 09 Juni 2014

Bentuk-bentuk Utama dalam Terapi

Ada empat bentuk utama terapi dalan bidang psikologi. Yaitu :
a. Psikodinamika
b. Kognitif perilaku
c. Humanistik
d. Ekletik teori

a. Psikodinamika

Psikodinamika atau disebut juga psikoanalisis adalah salah satu teori tertua psikologi. Kepercayaan inti dari teori ini adalah bahwa tidak peduli usia seseorang, masalah ia mengalami didasarkan pada pengalaman masa kanak-kanak.
Sebaliknya seseorang terapis dapat memeriksa riwayat pasien dan mengeluarkan peristiwa tertentu yang dapat menpengaruhi isu-isu saat ini.
Terapis psikodinamik memeriksa ketidaksadaran pasien dan menafsirkan pemikiran luar, perilaku dan ekspresi yang terkait dengan perkembangan dari masa kanak-kanak.

b. Eklektik terapi

Sebagai terapis, psikolog sebaiknya memahami dan memilih teknik yang paling sesuai baik kebutuhan dan keyakinan kliennya. Hal ini tidak biasa bagi psikolog untuk menghubungkan satu atau lebih teori untuk membimbing pasiennya. Yang dapat dianggap sebagai pendekatan eklektik psikterapi.

c. Humanistik

Dengan latar belakang pendidikan ajaran psikoanalisis Freud dan pengaruh Karl Marx, Karen Horney, dan teoritikus berorientasi sosial lainnya, Fromm mengembangkan teori kepribadian yang menekankan faktor sosiobiologis, sejarah, ekonomi, dan struktur kelas. Humanistik bwrasumsi bahwa terpisahnya manusi dengan dunia alam menghasilkan perasaan kesendirian dan isolasi, kondisi yang disebut sebagai kecemasan dasar.
Kebutuhan kebutuhan eksistensial seperti keterhubungan, keunggulan, keberakaran, kepekaan atau identitas, kerangka orientasi, merupakan kebutuhan manusia yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

d. Kognitif / perilaku kognitif

Sebagian besar orang memiliki keinginan untuk mengetahui, untuk memecahkan misteri, untuk memahami, dan untuk menjadi penasaran. Maslow (1970) menyebutkan keinginan-keinginan ini sebagai kebutuhan kognitif.. Ketika kebutuhan kognitif tidak terpenuhi, semua kebutuhan pada haerarki Maslow terancam tidak bisa terpenuhi pula karena pengetahuan merupakan kebutuhan yang sangat penting penting untuk mempengaruhi masing-masing dari kebutuhan kognitif tersebut.
Maslow percaya bahwa orang-orang yang sehat mempunyai keinginan untuk nengetahui lebih besar, untuk berteori, untuk membuktikan hipotesis, untuk menyelesikan misteri, atau untuk mencari tahu tentang bagaimana suatu hal berfungsi hanya karena mereka penasaran ingin tahu. Akantetapi orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan kognitif mmereka, yang terus menerus berbohong, yang rasa penasarannya terhambat, atau yang telah Mia nolak informasi yang masuk kedirinya, dapat terjangkit penyakit yang berupa sikap skeptis, kecewa, dan sinis.

Minggu, 18 Mei 2014

Persamaan dan Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi

A. Pengertian Konseling
• Konseling secara etimologi berasal dari bahasa Latin, yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama”, menerima atau memahami, sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.
• Menurut para ahli, yaitu Tolber, konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka yang dilakukan antara dua orang, yang mana konselor melalui hhubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya untuk membantu klien dalam menangani masalah yang sedang dihadapi, memahami diri sendiri, keadaan sekarang dan masa depan.

B. Pengertian Psikoterapi
• Dalam perspektif bahasa kata psikoterapi berasal dari kata “psyche” dan “therapy”. Psyche mempunyai beberapa arti, yaitu jiwa dan hati, ruh, akal dan diri (dzat). Sedangkan kata therapy ( dalam bahasa Inggris) bermakana pengobatan dan penyembuhan, sedangkan dalam bahasa Arab kata therapy sepadan dengan “ “ yang berasal dari , yang artinya menyembuhkan.
• Psikoterapi ialah pengobatan penyakit dengan cara kebatinan atau penerapan teknis khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari, atau penyembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal dengan para guru atau teman.
• Menurut Lewis R. Wolberg. MO (1997) dalam bukunya yang berjudul The Technique of Psychotherapy mengatakan bahwa: Psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosionaldimana sseorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional dengan pasien, yang bertujuan:
1. Menghilangkan, mengubah atau menemukan gejala-gejala yang ada.
2. Memperantarai (perbaikan) pola tingkah laku yang rusak
3. Meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang positif.
• Sedangkan pengertian psikoterapi islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan al-Quran dan sunnah Nabi saw, atau secara empirik adalah melalui bimbingan dan pengajaran Allah SWT, malaikat-malaikat, nabi dan rasul atau ahli waris para nabi-Nya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa psikoterapi adalah suatu proses pengobatan atau penyembuhan terhadap suatu penyakit baik penyakit mental, spiritual, moral atau fisik melalui penerapan teknik-teknik khusus atau dapat dengan menggunakan alat-alat psikologis.

C. Objek Psikoterapi
Sasaran atau objek yang menjadi fokus penyembuhan, perawatan atau pengobatan dari Psikoterapi Islam adalah manusia (insan) secara utuh, yakni yang berkaitan atau menyangkut dengan gangguan pada:
1. Mental, yaitu yang berhubungan dengan pikiran, akal, ingatan atau proses yang berasosiasi dengan pikiran, akal dan ingatan. Seperti mudah lupa, malas berpikir, tidak mampu berkonsentrasi, picik, tidak dapat mengambil suatu keputusan dengan baik dan benar, bahkan tidak memiliki kemampuan membedakan antara halal dan haram, yang bermanfaat dan yang mudharat serta yang hak dan yang batil.
2. Spiritual, yaitu yang berhubungan dengan masalah ruh, semangat atau jiwa, religius, yang berhubungan dengan agama, keimanan, keshalehan,dan menyangkut nilai-nilai Transendental. Seperti syirik, nifaq, fasik, kufur, lemah keimanan, dan sebagainya.
3. Moral (akhlak), yaitu suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian, atau sikap mental atau watak yang terjabarkan dalam bentuk: berfikir, berbicara, bertingkah laku dan sebagainya, sebagai ekspresi jiwa.
4. Fisik (jasmaniah), tidak semua gangguan fisik dapat disembuhkan dengan psikoterapi Islam, kecuali memang ada izin Allah SWT.

D. Persamaan dan Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Persamaan Psikoterapi dan Konseling
Persamaan antara konseling dan psikoterapi adalah membantu dan memberikan perubahan, perbaikan kepada klien (yaitu, eksplorasi-diri, pemahaman-diri, dan perubahan tindakan/perilaku) agar ia dapat sehat dan normal dalam menjalani hidup dan kehidupannya di dunia hingga alam akhir. Keduanya juga, lazim pula mencoba menghilangkan tingkah laku merusak-diri (self-defeating) pada klien.


Sumber: 

Adz-Dzaky, Hamdani Bakran. 2006. Konseling dan Psikoterapi Islam. Fajar Pustaka Baru: Jogyakarta

Mappiare, Andi. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Raja Grafindo Persada: Jakarta