Hello


Welcome Graphic #135


Kamis, 23 Oktober 2014

Manusia dengan Cinta Kasih menurut Erich Fromm


Kaitan Antara Manusia Dengan Cinta Kasih

Menurut Erich Fromm (1983) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan tentang adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai berikut :
Cinta Diri Sendiri
Secara alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang yang menafsirkan cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian cinta diri sendiri ini bernilai negatif. Namun apabila diartikan bahwa cinta diri sendiri adalah mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani dan rohaninya terpenuhi seimbang  ini bernilai positif. Dengan demikian cinta terhadap dirinya tidak harus dihilangkan tetapi harus berimbang dengan cinta kepada orang lain untuk berbuat baik.
Cinta Sesama Manusia / Persaudaraan
Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan (agape. Bahasa Yunani) itu merupakan watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatannya kepada sesama manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan berarti karena seseorang itu membela, menyetujui, mendukung dan berguna, bagi dirinya, melainkan dating dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan seseorang mencintai sesama manusia itu disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian (manusia sebagai makhluk social) dan sudah merupakan suatu kewajiban.

Cinta Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan) ini merupakan sifat eksklusif (khusus) yang bias memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta dan nafsu tersebut letaknya tidak berbeda jauh. Disi lain Cinta erotis jika didasari dengan cinta ideal, kasih sayang, keserasian maka berfungsi dalam melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan akal pikiran sehingga yang ada hanya nafsu birahi didalamnya akan timbul rasa ketidak puasan bias berakhir dengan sebuah perceraian bahkan akan mungkin timbul juga perselingkuhan atau ke tempat pelacuran yang didalamnya tidak mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang ada hanya nafsu birahi berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya.
Cinta Keibuaan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
Daftar pustaka :
http://taufikhidayah21.wordpress.com/2013/06/16/cinta-kasih-keindahan-penderitaan-tanggung-jawab-harapan-keadilan-pandangan-hidup-kegelisahan-kematian-keyakinan-dan-pengabdian/


Senin, 09 Juni 2014

Bentuk-bentuk Utama dalam Terapi

Ada empat bentuk utama terapi dalan bidang psikologi. Yaitu :
a. Psikodinamika
b. Kognitif perilaku
c. Humanistik
d. Ekletik teori

a. Psikodinamika

Psikodinamika atau disebut juga psikoanalisis adalah salah satu teori tertua psikologi. Kepercayaan inti dari teori ini adalah bahwa tidak peduli usia seseorang, masalah ia mengalami didasarkan pada pengalaman masa kanak-kanak.
Sebaliknya seseorang terapis dapat memeriksa riwayat pasien dan mengeluarkan peristiwa tertentu yang dapat menpengaruhi isu-isu saat ini.
Terapis psikodinamik memeriksa ketidaksadaran pasien dan menafsirkan pemikiran luar, perilaku dan ekspresi yang terkait dengan perkembangan dari masa kanak-kanak.

b. Eklektik terapi

Sebagai terapis, psikolog sebaiknya memahami dan memilih teknik yang paling sesuai baik kebutuhan dan keyakinan kliennya. Hal ini tidak biasa bagi psikolog untuk menghubungkan satu atau lebih teori untuk membimbing pasiennya. Yang dapat dianggap sebagai pendekatan eklektik psikterapi.

c. Humanistik

Dengan latar belakang pendidikan ajaran psikoanalisis Freud dan pengaruh Karl Marx, Karen Horney, dan teoritikus berorientasi sosial lainnya, Fromm mengembangkan teori kepribadian yang menekankan faktor sosiobiologis, sejarah, ekonomi, dan struktur kelas. Humanistik bwrasumsi bahwa terpisahnya manusi dengan dunia alam menghasilkan perasaan kesendirian dan isolasi, kondisi yang disebut sebagai kecemasan dasar.
Kebutuhan kebutuhan eksistensial seperti keterhubungan, keunggulan, keberakaran, kepekaan atau identitas, kerangka orientasi, merupakan kebutuhan manusia yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

d. Kognitif / perilaku kognitif

Sebagian besar orang memiliki keinginan untuk mengetahui, untuk memecahkan misteri, untuk memahami, dan untuk menjadi penasaran. Maslow (1970) menyebutkan keinginan-keinginan ini sebagai kebutuhan kognitif.. Ketika kebutuhan kognitif tidak terpenuhi, semua kebutuhan pada haerarki Maslow terancam tidak bisa terpenuhi pula karena pengetahuan merupakan kebutuhan yang sangat penting penting untuk mempengaruhi masing-masing dari kebutuhan kognitif tersebut.
Maslow percaya bahwa orang-orang yang sehat mempunyai keinginan untuk nengetahui lebih besar, untuk berteori, untuk membuktikan hipotesis, untuk menyelesikan misteri, atau untuk mencari tahu tentang bagaimana suatu hal berfungsi hanya karena mereka penasaran ingin tahu. Akantetapi orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan kognitif mmereka, yang terus menerus berbohong, yang rasa penasarannya terhambat, atau yang telah Mia nolak informasi yang masuk kedirinya, dapat terjangkit penyakit yang berupa sikap skeptis, kecewa, dan sinis.

Minggu, 18 Mei 2014

Persamaan dan Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi

A. Pengertian Konseling
• Konseling secara etimologi berasal dari bahasa Latin, yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama”, menerima atau memahami, sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.
• Menurut para ahli, yaitu Tolber, konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka yang dilakukan antara dua orang, yang mana konselor melalui hhubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya untuk membantu klien dalam menangani masalah yang sedang dihadapi, memahami diri sendiri, keadaan sekarang dan masa depan.

B. Pengertian Psikoterapi
• Dalam perspektif bahasa kata psikoterapi berasal dari kata “psyche” dan “therapy”. Psyche mempunyai beberapa arti, yaitu jiwa dan hati, ruh, akal dan diri (dzat). Sedangkan kata therapy ( dalam bahasa Inggris) bermakana pengobatan dan penyembuhan, sedangkan dalam bahasa Arab kata therapy sepadan dengan “ “ yang berasal dari , yang artinya menyembuhkan.
• Psikoterapi ialah pengobatan penyakit dengan cara kebatinan atau penerapan teknis khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari, atau penyembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal dengan para guru atau teman.
• Menurut Lewis R. Wolberg. MO (1997) dalam bukunya yang berjudul The Technique of Psychotherapy mengatakan bahwa: Psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosionaldimana sseorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional dengan pasien, yang bertujuan:
1. Menghilangkan, mengubah atau menemukan gejala-gejala yang ada.
2. Memperantarai (perbaikan) pola tingkah laku yang rusak
3. Meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang positif.
• Sedangkan pengertian psikoterapi islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan al-Quran dan sunnah Nabi saw, atau secara empirik adalah melalui bimbingan dan pengajaran Allah SWT, malaikat-malaikat, nabi dan rasul atau ahli waris para nabi-Nya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa psikoterapi adalah suatu proses pengobatan atau penyembuhan terhadap suatu penyakit baik penyakit mental, spiritual, moral atau fisik melalui penerapan teknik-teknik khusus atau dapat dengan menggunakan alat-alat psikologis.

C. Objek Psikoterapi
Sasaran atau objek yang menjadi fokus penyembuhan, perawatan atau pengobatan dari Psikoterapi Islam adalah manusia (insan) secara utuh, yakni yang berkaitan atau menyangkut dengan gangguan pada:
1. Mental, yaitu yang berhubungan dengan pikiran, akal, ingatan atau proses yang berasosiasi dengan pikiran, akal dan ingatan. Seperti mudah lupa, malas berpikir, tidak mampu berkonsentrasi, picik, tidak dapat mengambil suatu keputusan dengan baik dan benar, bahkan tidak memiliki kemampuan membedakan antara halal dan haram, yang bermanfaat dan yang mudharat serta yang hak dan yang batil.
2. Spiritual, yaitu yang berhubungan dengan masalah ruh, semangat atau jiwa, religius, yang berhubungan dengan agama, keimanan, keshalehan,dan menyangkut nilai-nilai Transendental. Seperti syirik, nifaq, fasik, kufur, lemah keimanan, dan sebagainya.
3. Moral (akhlak), yaitu suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian, atau sikap mental atau watak yang terjabarkan dalam bentuk: berfikir, berbicara, bertingkah laku dan sebagainya, sebagai ekspresi jiwa.
4. Fisik (jasmaniah), tidak semua gangguan fisik dapat disembuhkan dengan psikoterapi Islam, kecuali memang ada izin Allah SWT.

D. Persamaan dan Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Persamaan Psikoterapi dan Konseling
Persamaan antara konseling dan psikoterapi adalah membantu dan memberikan perubahan, perbaikan kepada klien (yaitu, eksplorasi-diri, pemahaman-diri, dan perubahan tindakan/perilaku) agar ia dapat sehat dan normal dalam menjalani hidup dan kehidupannya di dunia hingga alam akhir. Keduanya juga, lazim pula mencoba menghilangkan tingkah laku merusak-diri (self-defeating) pada klien.


Sumber: 

Adz-Dzaky, Hamdani Bakran. 2006. Konseling dan Psikoterapi Islam. Fajar Pustaka Baru: Jogyakarta

Mappiare, Andi. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Raja Grafindo Persada: Jakarta


Minggu, 06 April 2014

PSIKOTERAPI


Psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan terhadap gangguan dan penyakit jiwa dengan cara yang lebih psikologis daripada fisiologis maupun biologis. Istilah ini mencakup beberapa teknik yang kesemuanya dimaksudkan untuk membantu individu yang emosinya terganggu, sehingga mereka dapat mengembangkan cara yang lebih bermanfaat dalam menghadapi orang lain.
Terdapat beberapa teknik yang digunakan psikoterapi, meskipun bergitu teknik-teknik dalam psikoterapi kebanyakan memiliki ciri yang sama yaitu komunikasi antara klien dengan terapi. Klien didorong untuk dapat mengemukakan rasa yakut, emosi, dan pengalamannya yang tidak menyenangkan secara bebas tanpa ada rasa takut atau malu dicemooh oleh terapisnya. Dilain pihak seorang terapis juga harus memiliki simpati dan empati, serta coba membantu klien mengembangkan cara efektif untuk menangani masalahnya (Atkinson dkk, 1993).
Ada banyak sekali teknik atau metode psikoterapi, akan tetapi beberapa teknik yang sudah banyak digunakan adalah psikoanalisis, terapi humanistic, dan terapi perlakuan.
a.      Psikoanalisis
Dasar dari terapi psikoalanisis adalah konsep dari Sigmund Freud dan beberaoa pengikutnya. Tujuan dari psikoanalisis adalah menyadarkan individu dari konflik yang tidak disadari serta mekanisme pertahanan yang digunakan untuk mengendalikan kecemasan.
Dalam bentuknya yang asli, terapi psikoanalisis bersifat intensif dan panjang lebar. Terapis dank lien umumnya bertemu 50 menit beberapa kali dalam seminggu sampai beberapa tahun. Oleh karena itu agar dapat lebih efisien, maka pertemuan dapat dilakukan dengan pembatasan waktu dan penjadwalan waktu yang tidak terlalu sering (Atkinson dkk, 1993). Untuk itu diperlukan teknik-teknik dasar dalam psikoanalisis, yaitu : Asosiasi bebas, penafsiran, analisis mimpi, resistensi, dan transferensi (Corey, 1995).
1.      Asosiasi bebas
Teknik ini adalah teknik utama dalam psikoanalisis dengan cara terapis meminta klien agar membersihkan pikirannya dari renungan-renungan sehari-hari. Dan memintanya sedapat mungkin mengatakan apa saja yang muncul dalam pikirannya. Asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatis masa lalu yang kemudian dikenal dengan katarsis (Corey, 1995)
2.      Penafsiran
Penafsiran merupakan prosedur didalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi, dan transferensi. Fungsinya adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat psoses pengungkapan alam bawah sadar secara lebih lanjut. Penafsiran ini diberikan oleh terapis menyebabkan adanya pemahaman dan tidak terhalanginya alam bawah sadar pada diri klien (Corey, 1995).
3.      Analisis mimpi
Analisis mimpi adalah prosedur atau cara yang penting untuk mengungkapkan alam bawah sadar dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Freud memandang bahwa mimpi merupakan “jalan istimewa menuju ketidaksadaran”. Karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan.
4.      Resistensi
Resistensi adalah suatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Menurut Freud, resistensi dianggap sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan maupun perasaan yang direpres tersebut (Corey, 1995)
5.      Transferensi
Transferensi adalah pemindahan emosi dari klien ke terapis. Seperti seorang klien menjadi lekat dan jatuh cinta pada terapis sebagai pemindahan dari orang tuanya (Corey, 1995).

b.      Terapi humanistik
Dasar dari terapi humanistik adalah penekanan keunikan setiap individu serta memusatkan perhatian pada kecenderungan alami dalam pertumbuhan dan perwujudan dirinya, yang bertujuan untuk memperlancar kajian pikiran dan perasaan seseorang dan membantunya memecahkan masalahnya sendiri.


c.       Terapi perilakuan
Terapi perilakuan mencakup sejumlah metode terapi yang berbeda-beda yang kesemuanya itu didasarkan pada teori-teori belajar. Para ahli behaviorist beranggapan bahwa perilaku maladaptif merupakan cara untuk menanggulangi stress yang sedah “terbiasa” pada diri seseorang, sehingga beberapa teknik perilaku yang dikembangkan dalam percobaan dapat digunakan untuk menggantikan respon maladaptif tersebut dengan respon baru yang lebih tepat. Jika terapis psikoanalisis berkaitan dengan pemahaman konflik masa lalu, maka terapi perilakuan lebih memusatkan langsung kepada perilaku itu sendiri (Atkinson dkk, 1993).


Daftar isi
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C. &Hilgard, E.R. 1993. Pengantar Psikologi. Alih Bahasa: Nurjannah Taufiq. Jakarta: Erlangga.

Corey, G. 1995. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Eresco

Prabowo, H., &Riyanti, B.P.D. 1998. Psikologi Umum 2. Jakarta: Gunadarma.

Minggu, 19 Januari 2014

tugas komunikasi manajemen


TUGAS PSIKOLOGI MANAJEMEN
Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah Bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja; tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi (Shannon & Weaver).
Hambatan dalam Komunikasi
Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut:
a.       Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
b.      Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.
Proses komunikasi
1.      Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide  untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan   dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan  atau diekspresikan  oleh pengirim pesan.  Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas. Materi pesan dapat berupa : informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan dan sebgainya.
2.      Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat       dipahami oleh  orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan  penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3.      Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar,  papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan  yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
4.      Mengartikan kode/isyarat
Setelah  pesan diterima  melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka  si penerima pesan  harus dapat mengartikan  simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.
5.      Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan  dari sipengirim  meskipun dalam bentuk code/isyarat  tanpa mengurangi arti pesan  yang dimaksud oleh pengirim
6.      Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi  kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting  bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung  yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain  didapat dari pengamatan pemberi balikan  terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan  menggambarkan perilaku penerima pesan  sebagai reaksi  dari pesan  yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan  kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7.      Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi  akan tetapi mempunyai pengaruh dalam  proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah  hal yang  merintangi atau menghambat  komunikasi  sehingga penerima salah menafsirkan pesan  yang diterimanya.

Komunikasi Efisien

Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan. tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Komunikasi dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi yang dilakukan dimana :
1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.
Komunikasi dalam organisasi
Yang mencakup situational yaitu dimana komunikasi yang dimaksud adalah dalam sebuah organisasi manajemen harus memiliki cara berkomunikasi dimana fingsinya adalah dalam menentukan situasi kerja dalam sebuah organisasi. Setiap anggota harus menguasai cara komunikasi yang seperti apa yang harus dipakai dalam kondisi yang resmi maupun tidak resmi.
Yang mencakup komponen dalam komunikasi adalah
1.       pengirim atau komunikator
Pengirim adalah pihak yang mengirim pesan
2.       pesan
Pesan adalah hal atau pesan yang disampaikan
3.       pihak penerima atau komunikan
Pihak penerima adalah pihak yang dituju untuk menerima pesan yang dikirim oleh komukator.
4.       Saluran
Saluran adalah media yang digunakan oleh komunikator dalam menyampaikan pesan ke komunikan.
5.       Feedback
Umpan balik yang terjadi antara komunikan dengan komunikator.