Hello


Welcome Graphic #135


Senin, 10 Juni 2013

tulisan 3 tugas 3


TULISAN 3

Cinta dan Perkawinan

a.     Bagaimana Memilih Pasangan
Memilih pasangan adalah dengan tujuan untuk dapat saling mencintai dan dicintai merupakan tujuan hidup setiap orang. Memilih pasangan adalah merupakan hal penting dalam menentukan seseorang yang akan menjadi pendamping hidup kita dimasa yang akan datang. Beberapa dibawah ini adalah cara bagaimana memilih pasangan yang baik untuk menjadi pendamping hidup kita.
·         Merasa nyaman dengan pasangan
Merasa nyaman adalah hal utama dalam memilih pasangan, anda akan merasa nyaman jika pasangan anda dapat mengerti diri anda dan menerima semua kekurangan yang ada di diri anda. Seseorang akan merasa nyaman jika berada di orang yang tepat.
·         Memiliki hobby yang sama
Memiliki hobby yang sama adalah suatu jalan anda untuk bisa mencapai kesuksesan bersama. Dengan hobby anda yang sama, anda akan lebih mudah menemukan kesenangan dan lebih tepat dalam berinteraksi dengan pasangan anda.
·         Memiliki visi dan misi yang sama dalam berhubungan
Memiliki visi dan misi yang sama dalam berhubungan akan membuat anda lebih mudah mencapai tujuan bersama yang telah anda susun dan rencanakan dengan baik bersama pasangan anda. Dan akan timbul kerja sama yang baik antara anda dengan pasangan anda. Anda juga akan dengan mudah dalam menyatukan fikiran anda dengan pasangan anda.


·         Lebih pintar dalam Mengatur Ego
Seseorang yang lebih pintar dalam mengatur ego adalah tanda bahwa orang tersebut telah siap dengan masalah-masalah yang ada di hadapannya yang akan datang saat seseorang itu telah dalam hubungan rumah tangga. Ego akan lebih stabil dan akan pintar dalam menentukan sikap yang akan diambil dalam menyelesaikan masalah yang datang. Seseorang yang telah memiliki ego yang stabil tidak akan bersikap tidak pada tempatnya.
·         Setia
Seseorang akan sangat senang jika pasangan mereka adalah orang yang setia. Dimana kenyamanan akan datang dengan sendirinya tanpa adanya pihak ketiga yang akan membuat hubungan mereka hancur. Kesetiaan bukanlah hal yang bisa diukur, namun kesetiaan akan ada pada diri seseorang jika mereka telah sangat mencintai pasangan mereka dalam kondisi apapun dan akan setia selalu berada disamping pasangan mereka.

b.    Seluk Beluk Hubungan dalam Perkawinan
·         Untuk mendapatkan keturunan
·         Untuk meningkat derajat dan status social baik pria maupun wanita
·         Mendekatkan kembali hubungan kerabat yang sudah renggang
·         Agar harta warisan tidak jatuh ke orang lain.
     
c.      Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan

Dalam perkawinan akan terjadi kehidupan yang akan sangat berbeda dari semula. Jika biasanya kita bebas akan melakukan apapun yang kita inginkan, dengan adanya perkawinan kita harus bisa membuat pembatas dalam semua hal yang akan kita kerjakan. Karena kita sudah memiliki satu keluarga dan pasangan kita adalah orang yang akan selalu berada didekat kita selamanya, dan kita harus menghargai mereka.
Kita juga akan memiliki dua pasangan orang tua, yaitu orang tua kita dan orang tua pasangan kita, kita harus adil kepada keduanya. Dan pasangan kita harus bisa menjadi pasangan yang dapat bekerja sama.
Selain pasangan, kita juga akan memikirkan untuk memiliki anak, yang akan menjadi penerus kita atau keturunan kita. Tidak hanya kita yang akan lebih sulit untuk menyesuaikan itu semua, namun juga pasangan kita.

d.    Perceraian dan Pernikahan Kembali
Perceraian adalah suatu hal jalan pintas yang diambil banyak pasangan untuk menyelesaikan masalah pribadi yang menimpa rumah tangga mereka. Mereka berfikir bahwa tidak ada lagi penyelesaian yang tepat untuk masalah yang sedang mereka hadapi. Namun perceraian tidak berarti hanya akan membuat sebuah kebencian. Tidak dapat dipungkiri bahwa mereka yang telah bercerai masih memiliki rasa cinta yang telah lama ada sejak mereka bertemu dan mengenal satu sama lain. Dan tidak jarang pula menimbulkan rasa penyesalan yang teramat dalam karena pasangan mereka telah pergi dari mereka.
Berikut ini adalah beberapa alasan mereka yang memilih untuk bercerai dan memutuskan untuk menikah lagi
·         Masih memiliki rasa cinta
Masih memiliki rasa cinta terhadap pasangan yang telah bercerai dari mereka. Mereka yang bercerai tidak sepenuhnya membenci pasangan mereka, tidak dapat dipungkiri juga bahwa mereka masih memiliki rasa cinta yang telah lama hadir di diri mereka saat mereka saling mengenal satu sama lain. Pasangan yang telah bercerai dapat rujuk kembali karena alasan masih saling mencintai satu sama lain.
·         Merasa kesepian
Mereka yang telah bercerai biasanya akan dilanda rasa kesepian karena biasanya mereka memiliki teman dalam menjalani hidup mereka, namun setelah bercerai mereka cenderung akan merasa kesepian. Mereka yang merasa kesepian biasanya akan mencari pengganti pasangan mereka. Dan akan menjalin hidup rumah tangga yang baru. Merasa kesepian bukan hanya sebab perceraian, bisa saja karena mereka ditinggal oleh pasangan mereka seperti meninggal dunia atau bahkan ditinggalkan begitu saja oleh pasangan mereka.
·         Penyesalam yang mendalam terhadap perceraian
Melakukan perceraian bukan hal terbaik bagi pasangan yang masih sangat saling mencintai. Mereka cenderung menyesal dengan apa yang telah mereka lakukan. Mereka bisa saja rujuk kembali dan memulai kehidupan baru dalam rumah tangga mereka yang baru dengan pasangan yang pernah mereka ceraikan.
·         Merasa perceraian adalah jawaban
Sebesar apapun  masalah yang dihadapi oleh suatu pasangan apalagi bagi mereka yang sudah memutuskan untuk menikah dan membentuk keluarga baru adalah perpisahan. Perpisahan bukan hal yang dapat menyelesaikan semuanya, pasangan yang memutuskan untuk bercerai biasanya bagi mereka yang tidak bisa lagi bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah yang menimpa hubungan mereka.
·         Demi anak-anak mereka
Bagi pasangan yang telah memiliki anak dan terpaksa bercerai, anak adalah korban terbesar atas tindakan keegoisan mereka. Anak yang seharusnya bisa menjadi suatu perekat hubungan akan putus jika mereka mengetahui orang tua mereka akan berpisah. Namun jika orang tua dapat berfikir lebih bijaksana, mereka akan berfikir bahwa tidak ada pelindung yang setia melindungi anak mereka selain orang tua mereka sendiri. Dan tidak sepantasnya perceraian menjadi pembelajaran bagi anak.

e.      Single Life
Single life adalah sebutan bagi mereka yang memutuskan untuk tidak menikah semasa hidup mereka. Mereka akan memutuskan untuk tidak memiliki pasangan dan melakukan apapun sendirian. Biasanya mereka menikmati keadaan diri mereka, namun juga terkadang mereka sedih dan tidak mau hidup dalam kesendirian.
Beberapa alasan mengapa seseorang memilih single life dalam hidup mereka.
·         Setia terhadap pasangan mereka
Mereka yang sudah sangat mencintai pasangan mereka yang telah meninggalkan mereka biasanya akan memutuskan untuk tidak akan menghianati pasangan mereka dan memutuskan akan setia dengan pasangam mereka. Sesakit apapun dan kesepian tidak akan memberikan dampak apa-apa terhadap mereka yang memutuskan untuk setia dengan pasangan mereka ini.
·         Takut tersakiti
Setiap orang pasti pernah merasakan sakit hati, baik itu karena penghianatan, kekecewaan, pengabaian, dan lain sebagainya. Dengan adanya hal tersebut biasanya seseorang memutuskan untuk tidak menikah dan tidak menanamkan rasa cinta di dalam hatinya untuk orang lain. Karena mereka takut akan tersakiti dan menjadi kecewa di kemudian hari jika cinta mereka atau pasangan mereka berpindah kelain hati. Atau trauma atas apa yang menimpa teman mereka yang mungkin ditinggalkan oleh pasangannya dan merasa kesepian atau lain sebagainya.

·         Lebih nyaman sendiri
Mereka yang sibuk mencari kesenangan biasanya akan lebih nyaman hidup sendiri tanpa ada yang akan membebani mereka. Mereka dapat melakukan semua hal sendiri tanpa mempedulikan orang-orang disekitar mereka. Dan biasanya mereka yang seperti ini tidak peka akan singal-singal positif terhadap orang yang suka terhadap diri mereka dan ingin mengenal mereka lebih dekat, bahkan akan mereka hindari.

Sumber :
Majalah Kartini edisi 12 tahun 2007
pendapat tentang isi majalah tersebut

tugas 3 tulisan 1


TULISAN 1

Pertumbuhan Dan Penyesuaian Diri

·         Pengertian dan konsep penyesuaian diri
Menurut Cage dan Berliner (1979) dua penentu (determinan) karakteristik manusia adalah hereditas dan lingkungan. Atau seringkali disebut sebagai nature and narture. Permasalahannya adalah mana yang lebih besar pengaruhnya. Apabila seseorang hidup tanpa hereditas, seperti misalnya makan, udara, pendidikan, atau faktor-faktor lingkungan lainnya tidak akan menghasilkan pertumbuhan. Akan tetapi tanpa ada lingkungan yang memadai, faktor hereditas juga dapat menjadi tidak berfungsi.
Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah seberapa besar variasi-variasi dari faktor hereditas dan faktor lingkungan yang mempengaruhi karakteristik individu ? untuk variasi warna mata misalnya, faktor hereditaslah yang paling mempengaruhi. Sementara variasi-variasi dalam bahasa, sebaliknya faktor lingkunganlah yang mempengaruhi. Jika tidak dapat perbedaan dalam faktor lingkungan, misalnya yang terjadi pada pasangan kembar identik dari keluarga yang sama, maka semua variasi dalam semua intelegensi akan dihasilkan dari faktor hereditas. Satu hal yang dapat menjelaskan masalah ini adalah bahwa hereditas dan lingkungan sering kali dapat mempengaruhi bersama sama. Oleh karena itu sangat sulit mejelaskan faktor-faktor dari individu satu ke individu yang lain.
·         Pertumbuhan Personal
1.      Pendekatan pertumbuhan diri
 Psikologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “psychology”. Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu “psyche”, berarti, jiwa atau daya hidup, sedangkan “logos” berarti ilmu. Jadi secara harafiah, “psychology” berarti ilmu yang memepelajari tentang kejiwaan atau “Ilmu Jiwa “.Sedangkan perkembangan, Chaplin mengartikan perkembangan sebagai
·         Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir hingga mati,
·         Pertumbuhan,
·         Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke bagian-bagian fungsional.,
·         Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari. Sementara itu, Reni Akbar Hawadi menafsirkan,”Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kausalitas kemampuan ,sifat dan ciri-ciri yang baru.

 Perkembangan itu menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menunjukkan kedepan dan tidak dapat diulangi kembali.dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan – perubahan dalam suatu arah yang bersifat maju. Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan factor-faktor umum yang memepengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri seseorang. Titik berat yang diberikan oleh para psikolog perkembangan adalah relasi antara kepribadian dan perkembangan.

2.      Variasi dalam pertumbuhan

Perubahan dan stabilitas muncul dalam berbagai ranah atau dimensi diri, para ilmuan perkembangan berbicara secara terpisah mengenai perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial. Sebenarnya ranah-ranah ini saling terkait dalam kehidupan.
Pertumbuhan tubuh dan otak, kapasitas sensoris, keterampilan-keterampilan motorik, serta kesehatan merupakan bagian dari perkembangan fisik dan dapat mempengaruhi ranah perkembangan lain, misalnya anak yang mengalami masalah pada telinganya akan lebih lambat untuk berbicara dibandingkan anak yang tidak memiliki masalah tersebut. Perubahan-perubahan fisik didalam otak pada beberapa orang sudah tua bisa mengarah pada kemunduran kecerdasan dan kemunduran kepribadian.
Perubahan dan stabilitas didalam kemampuan kemampuan mental seperti belajar, memperhatikan, mengingat, menggunakan bahasa, berfikir, bernalar, dan kreatif membentuk perkembangan kognitif. Peningkatan dan kemunduran kognitif sangat terkait dengan faktor-faktor fisik, emosional, dan sosial.
Perubahan stabilitas didalam emosi, kepribadian, hubungan sosial, bersama-sama membentuk perkembangan psikososial, dan hal ini dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan fisik. Kapasitas fisik dan kognitif dapat mempengaruhi perkembangan psikososial.
3.      Kondisi-kondisi untuk tumbuh
Manusia adalah mahluk sosial, sejak awal mereka berkembang didalam lingkungan sosial dan sejarah. Bagi seorang bayi lingkungan yang terdekat adalah keluarga, tapi selanjutnya keluarga dapat pengaruh yang luas dan mengalami perubahan terus menerus dilingkungan disekitar rumah, komunitas, dan masyarakat.
a.      Keluarga
Keluarga terbagi menjadi dua, yaitu keluarga inti (ayah, ibu, anak) dan keluarga besar (ayah, ibu, anak, nenek, kakek, paman, bibi, dll). Banyak anak yang tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik keran mereka selalu menghabiskan waktu mereka untuk belajar di sekolah dan di penitipan anak sehingga mereka kurang berinteraksi dengan orang tua mereka saat mereka berada dirumah. Adapun bagi anak-anak yang merupakan korban perceraian akan merasa bahwa diri mereka selalu merasa terkucilkan sehingga dapat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan mereka.

b.      Status Sosial Ekonomi dan Lingkungan Tempat Tinggal
Ekonomi meliputi pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Kemiskinan dapat membahayakan kesejahteraan fisik, kognitif, dan psikososial anak. Kemiskinan mungkin tidak membahayakan secara tidak langsung, melalui dampaknya dimana keluarga tinggal. Keadaan emosi orang tua dan praktik pola asuh dan suasana yang mereka ciptakan dirumah. Ancaman terhadap kesejahteraan akan berlipat ganda jika sebagaimana yang sering terjadi, beberapa faktor resiko, kondisi-kondisi yang meningkatkan kemungkinan dampak negatif seperti kurangnya akses pelayanan kesehatan, dan kesempatan mendapat pendidikan yang minim.


c.       Budaya dan Kesukuan
Kelompok etnis terdiri atas orang-orang yang dipersatukan oleh budaya, leluhur, agama, dan bahasa. Atau asal usul suku bangsa yang khusus. Yang seluruhnya memberikan kontribusi pada sebuah pemahaman identitas serta berbagai sikap atau keyakinan dan nilai yang dibagi bersama. Etnis dan pola-pola mempengaruhi pertumbuhan dengan pengaruh mereka pada sebuah komposisi rumah tangga, perekonomian, dan sumber daya sosialnya, cara para anggotanya bertindak satu sama lain, makanan yang mereka makan, permainan yang dimainkan anak-anak, cara mereka belajar, seberapa bagus prestasi di sekolah, dll.

Sumber:
Prabowo Hendro dan Puspitawati Ira,  Psikologi Pendidikan, Gunadarma, Jakarta, 1997.
Diane E. Papalia, Sally Wenkos Olds, dan Ruth Duskin Feldman, Human Development 10th ed, Penerbit Salemba Humanika, Jakarta, 2009.
Penerjemah: Brian Marswendy

tugas 3 tulisan 2


TULISAN 2
Hubungan interpersonal

a.      Model- model hubungan interpersonal

·         Karakter Pribadi
Daya tarik seseorang kepada orang lain pada dasarnya dapat kita bagi menjadi dua hal : yang bersifat fisik ( rambut, kulit, wajah, tubuh ) dan yang bersifat non-fisik ( kepribadian, intelegensi, minat, dan hobby ). Tidak ada jawaban yang tunggal untuk pertanyaan “mengapa kita lebih menyukai seseorang dari pada orang lain ?”
Para ahli telah berusaha untuk mengidentifikasikan beberapa karakteristik umum yang mempengaruhi rasa suka seseorang kepada orang lain. Karakter umum tersebut antara lain adalah ketulusan, kehangatan personal, kompetensi dan daya tarik fisik.
Ketulusan yaitu sifat yang paling dihargai. Artinya pun meliputi banyak hal dan banyak memberikan pendapat melalui setiap pandangan masing-masing orang seperti tulus, jujur, setia, terus terang, terbuka dan dapat dipercaya.

·         Kesamaan
Kita cenderung menyukai yang sama dengan kita yang sikap, nilai, minat, hobby, latar belakang, dan kepribadian. Hasil penelitian Rubin ( dalam Atkinson dkk, 1993 ) menunjukkan lebih dari 99% pasangan suami istri di AS terdiri dari Ras yang sama, mirip satu sama lain, memilih kesamaan ciri sosiologis ( usia, ras, agama, pendidikan, dan kelas sosial) kesamaan secara fisik ( tinggi, warna mata ) serta ciri psikologia ( intelegensi ).
Orang yang memiliki kesamaan dengan kita cenderung menyukai, mendukung, dan menyetujui keyakinan kita tentang kebenaran kebenaran pandangan kita. Keadaan sebaliknya kita tidak akan senang menjumpai orang yang tidak sependapat dengan kita. Kesamaan nilai dan minat merupakan dasar untuk melakukan aktivitas bersama dengan orang lain.
Menurut teori keseimbangan kognitif, orang berusaha mempertahankan kelarasan dan konsistensi diantara sikap mereka. Mengatur rasa suka dan rasa tidak suka nmereka mejadi seimbang.

·         Keakraban
Menurut Atkinson dkk. (1993) salah satu alasan bahwa kedekatan menimbulkan rasa senang adalah kedekatan dapat menimbulkan keakraban. Hal ini merupakan suatu fenomena yang umum. Fenomena ini oleh Sears dkk.(1992) dapat dijelaskan dengan apa yang disebut denga efek eksposur belaka ( the mere exposure ). Efek ini merupakan fonomena keseringan berhadapan dengan seseorang dapat meningkatkan rasa suka terhadap orang lain. Hasil penelitian Zajonc dkk. Menunjukkan bahwa makin sering subjek melihat suatu wajah, semakin besar rasa suka mereka terhadap wajah tersebut dan semakin besar kemungkinan mereka menyukai orang itu.

·         Kedekatan
Menurut Atkinson dkk (1993) salah satu prediktor terbaik mengenai apakah dua orang dapat berteman atau tidak adalah seberapa jauh jarak tempat tinggal mereka. Kenyataannya bila dua orang hanya tinggal dalam jarak 10 blok. Jauh lebih kecil kemungkinannya untuk berteman bila dibandingkan dengan mereka tinggal bersebelhan satu sama lain.
Mengapa kedekatan dapat menimbulkan rasa suka ? terdapat tiga faktor yang mempengaruhi daya tarik interpersonal dengan kedekatan. Pertama kedekatan biasanya meningkatkan keakraban. Kedua keakraban sering berkaitan dengan kesamaan. Kita sering kali memilih tinggal dan bekerja dengan orang yang kita kenal dan selanjutnya kedekatan geografis kita akan meningkatkan kesamaan. Faktor ketiga adalah bahwa orang yang dekat secara fisik lebih mudah didapat dari pada orang yang jauh.



b.      Melalui hubungan pembentukan kosan dan ketertarikan interpersonal dalam melalui hubungan
Kehangatan merupakan karakteristik pokok yang mempengaruhi pesan pertama kita mengenai orang lain. Apa yang membuat orang lain nampak hangat dan ramah ? Atau sebaliknya apa yang membuat orang lain tampak dingin ? Hasil penelitian Folkes dan Sears (dalam Sears dkk, 1992) menunjukkan seseorang nampak hangat dan ramah apabila ia menyukai hal tertentu yang sedang dibicarakan, memujinya, dan menyetujuinya. Dengan kata lain memiliki sikap yang positif terhadap orang atau benda. Sebaliknya orang dingin adalah bila mereka tidak menyukai hal tersebut, meremehkannya, mengatakan hal tersebut mengerikan, dan biasanya mencelanya.
Hasil penelitian Dion dan Berscheid (dalam Atkinson dkk, 1993) menunjukkan bahwa daya tarik fisik ternyata tidak terbatas pada masalah kencan dan perjodohan. Anak laki-laki yang rupawan ( usia 5 – 6 tahun ) ternyata lebih populer ketimbang anak-anak yang kurang begitu menarik. Orang dewasa sekalipun akan lebih terpengaruh terhadap daya tarik fisik seorang anak, baik secara fisik maupun perilakunya.

c.       Intimasi dan hubungan pribadi
Keintiman tumbuh dari kebutuhan sebelumnya akan kelembutan, namun lebih spesifik dan melibatkan hubungan interpersonal antara dua orang dengan status kurang lebih setara. Keintiman berbeda dengan minat seksual. Bahkan keintiman berkembang sebelum pubertas, idealnya selama praremaja yang biasanya didapati antara dua orang anak-anak, masing-masing memandang pasangannya sebagai orang dengan nilai setara. Oleh karena itu keintiman adalah dinamisme yang membutuhkan kemitraan yang seimbang, maka hal ini biasanya tidak didapati dalam hubungan orang tua-anak, kecuali keduanya dewasa dan memandang satu sama lain sebagai orang yang sebanding.
Keintiman adalah dinamisme dengan sifat integrasi yang cenderung untuk menarik reaksi penuh cinta kasih dari orang lain, oleh karena itu dapat mengurangi kecemasan dan kesendirian, dua pengalaman yang sangat menyakitkan. Oleh karenanya keintiman membantu kita mengurangi kecemasan dan kesendirian, maka keintiman adalah pengalaman berharga yang sebagian besar orang sehat inginkan.
d.      Intimasi dan pertumbuhan
Dewasa muda ditandai dengan krisis psikososial keintiman versus ketersaingan. Keintiman adalah kemampuan untuk meleburkan identitas seseorang dengan orang lain tanpa ketakutan akan kehilangan identitas tersebut. Oleh karena itu keintiman hanya dapat dicapai ketika seseorang telah membentuk ego yang stabil. Maka perasaan tergila-gila akan seseorang yang biasa ditemui pada remaja muda bukanlah keintiman yang sebenarnya. Orang yang tidak yakin akan identitas diri mereka sendiri bisa menarik diri dari keintiman psikososial atau dengan putus asa mencari keintiman dari hubungan seks yang tidak bermakna.
Sebaliknya, keintiman yang matang berarti kemampuan dan kemauan untuk berbagi rasa percaya yang timbal balik. Hal ini melibatkan pengorbanan, kompromi, dan komitmen dalam hubungan dua orang yang setara. Hal ini harusnya merupakan syarat pernikahan, namun banyak perkawinan kurang memiliki keintiman karena anak muda menikah sebagai bagian dari pencarian identitas yang mereka gagal lakukan selama remaja.


Sumber:
Dwi Riyanti, B.P. , Prabowo Hendro, Psikologi Umum 2, Gunadarma, Jakarta, 1998.
Jess Feist, Gregory J. Feist,  Theories of Personality 7th ed,  Penerbit Salemba,  Jakarta,  2010.
Penerjemah : Handriatno.