Hello


Welcome Graphic #135


Rabu, 11 Januari 2012

Tentang Dia


Kisah ini berawal saat aku masih SMA dan mulai merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta.saat aku bertemu dengannya untuk pertama kali,pada saat MOS masuk SMA aku mulai merasakan ada yg tidak beres dalam pikiranku,semua tertuju padanya. Dan aku mulai sadar bahwa aku sudah jatuh cinta padanya.
Saat MOS dimana setiap siswa diwajibkan membawa perlengkapan tulis,mengenakan pakaian olahraga,dan membawa bekal dari rumah. Dan aku membawa itu semua,kecuali pakaian. Pakaian yang aku kenakan salah. Aku mengenakan pakaian seragam putih biru. Atas keteledoranku,aku pun mendapat hukuman harus mencari kakak kelas yang bernama Hary. Aku bengong saat aku tahu bahwa kakak kelas yang bernama Hary itu adalah orang yang sama yang aku lihat saat dia lewat didepanku waktu aku menyerahkan berkas ke ruang TU untuk melamar masuk SMA itu.
“Halo,apakah kakak yang bernama Hary ???” aku bertanya dengan perasaan gugup. “ Ya,nama aku Hary. Perasaan kita pernah bertemu kan sebelumnya ???” dia menjawab dan balik bertanya. “Iya kak,kita memang pernah bertemu sebelumnya di depan ruang TU. aku disuruh mencari kakak oleh kak sintya”.”ooohhh,iya kakak lupa kalo kakak ada jadwal untuk memberikan bimbingan kepada kalian semua tentang aturan=-aturan yang ada di sekolah ini”.
Setelah beberapa saat aku diam memikirkan ketidak percayaan aku saat bertemunya barusan. Aku pun hanyut dalam kegembiraan dan saking tak  percayanya,aku sampai-sampai melamun dan akhirnya aku pun hampir mau jatuh setelah kaki ku ditabrak oleh seekor anak kucing yang dipelihara oleh penjaga sekolah. Saat aku mau jatuh,dengan sekejap bahuku di rangkul oleh kak Hary. “ makasih ya kak,,kakak sudah menolongku”. “ yah,tidak apa-apa. Lagian memang sudah seharusnya seorang kakak kelas menolong adik kelasnya”.
Begitulah,bagaimana pertemuan singkat dapat mempererat hubungan kami berdua. Sejak saat itu aku memang sudah merasa sangat dekat dengan kak Hary. Namun sebenarnya bukan itu yang aku mau,bukan teman,bukan sahabat,namun....???? ya sudahlah,mungkin rasa ini hanya aku yang mengerti.tapi apakah sebenarnya Kak Hary pun tidak merasakan apa yang aku rasakan. Apa seorang cowok susah untuk dapat mengerti dan peka terhadap perasaan seorang cewek. Apa Kak Hary tidak mengetahui perasaanku yang sesungguhnya. Sebenarnya aku ingin banget untuk bilang kalo sebenarnya aku tuh suka sama dia,tapi aku malu. Aku takut jika aku sama dia pacaran terus putus,aku ragu akankah aku dan dia bisa sedekat ini lagi nanti.
Setiap hari aku memikirkan tentang perasaanku yang tak menentu padanya. Aku berharap waktu bisa memberiku kesempatan untuk bisa bersama dengan dia dan menjadi hal terindah yang ada di hidup dan di hatinya. Kesabaran membuatku takut kehilangan dia,aku takut suatu saat nanti dia memiliki seorang pacar yang bisa selalu dekat dengannya,aku takut Kak Hary tak mengenalku lagi,aku takut dia menjauhiku dan memilih untuk sering bersama pacarnya.
Tapi itu semua berakhir saat aku menghadiri pesta ulangtahun temanku bersama Kak Hary. Malam itu aku dijemput olehnya menggunakan mobil kesayangannya. Aku hanya pergi menggunakan baju mini drees warna putih dan menggunakan sepatu tertutup yang berwarna selaras dengan baju yang aku kenakan dan sepatu itu memakai hak sepatu yang tidak tinngi.Make up dan lipstik pun tak aku pakai. Karena aku adalah tipe cewek yang tidak suka berdandan. Rambutku pun hanya aku urai dan untuk membuatnya menjadi lebih cantik,aku menggunakan pita berwarna keemasan di rambutku yang panjang. Yah,aku pikir itu sudah cukup. Mengingat umurku pun masih belia ,15 tahun.
Saat semua orang menari,menyantap hidangan,kebanyakan dari mereka pun ada yang sedang asik pacaran,aku dan Kak Hary pun hanya duduk berdua tanpa sepatah kata pun terlontar dari mulut kami. Jujur,aku adalah tipe orang suka ngomong. Jadi aku paling gak suka dengan suasana yang sepi. Akhirnya aku pun memulai pembicaraan dengan Kak Hary. “ Kak,kenapa diem aja dari tadi?”. “tidak apa-apa,hanya.....????“. “ hanya apa kak,ngomong aja”. Kak Hary pun hanya diam dengan sebuah pertanyaan yang besar seperti yang terlihat di tatapan matanya saat aku melihatnya.
“ sebenarnya ada sesuatu yang ingin kakak tanyakan ke kamu,tapi kakak berharap kamu jawab dengan jujur ya”. Matanya pun memandangku dengan tatapan yang tajam seperti singa yang kelaparan melihat mangsanya. “sebenarnya kakak tuh suka sama kamu saat pertama kita bertemu di sekolah waktu itu. Apakah kamu merasakan hal yang sama seperti yang kakak rasain? ”.” Kak,sebenarnya aku tuh ngerasain apa yang kakak rasain sekarang. Sudah lama aku sabar berharap waktu bersikap baik padaku dan akhirnya itu memang benar- benar terjadi”. “ jadi kamu mau nerima kakak jadi orang yang akan menjadi bola mata kamu”. “ iya kak,makasih ya selama ini aku telah salah melihat hati kakak,aku kira hati kakak tidak akan bisa menjadi milik aku,ternyata aku salah”.
Sejak saat itu,aku merasa telah menemukan cahaya yang hilang dari matahari yang menerangi hatiku. Makasih Ya Allah,kau telah memberiku bola mata yang sangat indah dan berarti di hatiku. Aku senang,bisa bersama sedekat ini dengannya.
Setiap aku pulang sekolah selalu di antar,pergi selalu di jemput,di sekolah pas jam istirahat aku selalu di ajak ke kantin untuk makan bersama teman-temannya. Aku malu saat di ejek sama teman-temannya,soalnya selama aku dekat denga dia,sebelum aku pacaran sama dia aku gak pernah gabung dengan teman-temannya.
Sejak saat itu,aku merasa aku adalah orang yang beruntung yang bisa dekat dengan Kak Hary bahkan bisa menjadi kekasihnya. Aku akan selalu menjaga dia sama seperti dia menjaga aku. Dia adalah cowok aku yang paling sempurna dalam hidup aku.
Tapi ada sesuatu hal besar yang selama ini dia sembunyikan dari aku,itu aku ketahui saat aku tak sengaja melihatnya membongkar tas dan sepucuk surat dari dokter pun jatuh dari tasnya,aku mengetahui itu. Saat Kak Hary mau mengambil surat itu,aku pun merampas surat itu dari tangannya. Kak Hary pun marah padaku,dan berusaha merampas surat itu kembali dari tanganku. Aku merasa terpojok,dan langsung lari masuk ke toilet cewek yang ada di samping kelasku untuk menbaca surat itu.
Saat aku mulai membaca surat itu,air mataku langsung menetes,kepalaku pusing,aku ketakutan,aku takut kehilangan dia. Saat keluar dari toilet  aku hampir mau pingsan karena aku tak percaya bahwa yang tertulis di surat itu adalah Kak Hary menderita penyakit “ kanker otak ”. Selama ini dia pura-pura sehat di depanku untuk memberikan kesan bahwa dia baik-baik saja. Aku tak percaya kenapa orang yang aku sayang selama ini telah berbohong padaku.
Saat aku mau ke kelas untuk mengambil buku,tanganku di pegang oleh Kak Hary,dan dia pun berkata “ maaf,kalau kakak selama ini berbohong. Kakak hanya tidak mau melihat kamu menangis seperti sekarang,semua kakak lakukan karena kakak sayang sama kamu”. Aku menatap matanya dengan tatapan yang tajam dan ku dapati ada genangan air mata di sana.” Tapi apa gunanya aku,kalau hanya bisa memberi kakak waktu saat kakak bahagia saja,,namun saat kakak butuh aku tak ada,aku kakak anggap apa? Aku bisa merasakan keganjalan ini saat kakak bilang”apa kamu mau menerima kakak yang memiliki umur yang pendek ini?” sejak itu kak,aku ngerasain keganjalan di sikap kakak yang selama ini selalu tertutup sama aku”.aku pun menjawab dengan deraian air mata sambil menggenggam erat tangannya.
Tak lama kemudian,aku melihat Kak Hary berbeda. Aku melihatnya tak lagi seceria dulu,dia lebih banyak diam dan mengirimku beberapa puisi yang mengisahkan tentang kematian. Aku sedih jika membaca puisi-puisi yang di buatnya.
Namun itu tak membuatku putus asa untuk membuatnya semangat hidup,apapun akan aku lakukan demi membuat Kak Hary semangat. Mulai dari meyakinkan dia bahwa dia akan sembuh, membalas puisi-puisinya dengan inti puisi yang berlawanan dengan apa yang dia tulis,sampai aku hampir mau mati demi Kak Hary. Aku merelakan diriku untuk ikut berjalan dengannya di atas sebuah balok besi meski dia melarangku dan aku pun jatuh,mulutku mengeluarkan darah,aku lemas dan akhirnya aku tak  sadarkan diri,saat sadar aku sudah terbaring di Rumah Sakit dan dia sedang terbaring di samping aku sambil memegang tangan aku dengan wajah pucat. Aku sempat koma selama sehari karena terlelu banyak darah yang aku keluarkan.
“ Kenapa kamu ngelakuin ini semua?,apa kamu tidak sayang akan diri kamu sendiri,jangan berbuat gila sama seperti kakak”. Aku hanya diam sambil mengeluarkan air mata dan berharap dia mengerti maksudku. “ Apa kakak fikir aku peduli dengan diriku sendiri. Enggak kak,aku gak peduli”. “ tapi kakak peduli,kakak gak bakal biarin orang yang kakak sayang harus merelakan nyawanya demi kakak” dia berkata sambil mengusap-usap pipiku dan menghapus air mataku. ” selama ini aku gak pernah minta apa-apa sama kakak,tapi kali ini aku benar-benar minta kakak untuk jangan bilang kakak bakal ninggalin aku lagi. Aku gak mau kehilangan kakak,aku takut aku gak bakal dapet cowok yang sempurna kayak kakak. Tolong kak,jangan jauh dari aku”. Kak Hary pun menangis dan mencium tanganku serta berkata” iya,demi kamu kakak gak bakal lagi putus asa,,kakak akan lawan penyakit kakak ini,tapi kamu harus cepet sembuh ya”.
Hari pun berganti,detik demi detik aku mulai menemukan Kak Hary yang dulu. Orang yang selalu membawa aku dalam cerianya,membuat aku lupa akan kesedihanku dan kesedihan yang menimpa kami berdua. Makasih Ya Allah,kau telah mengembalikan seuntai harapan yang aku rasa hilang saat itu.
Setiap aku melihat wajahnya,,aku melihat seuntai kesedihan di matanya. Aku tak tahu,apa dia hanya pura-pura di depanku atau memang dia tengah memikirkan sesuatu. Mungkin aku tahu,kalau sebenarnya Kak Hary memikirkan penyakitnya,tapi tolong,setiap penyakit memiliki obatnya sendiri. Gak mungkin Allah memberikan penyakit yang tak ada obatnya.
Kak Hary harus sembuh,aku tak tahu bagaimana aku kalau tak ada dia di samping aku.” Ya Allah,,beri tahu aku cara untuk dapat membuat Kak Hary sembuh”. Apa yang harus aku lakukan,,aku bingung.. aku hanya bisa berharap semoga Allah bermurah hati pada Kak Hary dan memberinya kekuatan untuk lepas dari sakit yang dia derita. Kau adalah pemilik alam semesta beserta isinya.
Begitu singkat perkenalan yang menyatukan aku dan Kak Hary dalam sebuah ikatan,begitu cepat pula Kau akhiri ikatan itu dari kami Ya Allah..dan kenapa harus aku yang tahu belakangan tantang kematiannya,,sedangkan aku adalah orang yang paling dekat dihatinya.
Peristiwa itu bermulai saat malam dimana malam itu aku merasakan banyak kejanggalan yang aku alami,mulai dari tertusuk jarum saat aku sedang menjahit,sampai mendengar suara tabrakan keras yang sekilas terlintas di telingaku.
“ Assalamualaikum”,,nada suara rendah namun merdu pun mendarat di telingaku. Aku tahu kalau itu adalah suara Kak Hary,pacarku. Sambil berjalan ke ambang pintu pun aku menjawab salamnya “ Waalaikumsalam wr,wb ”. malam itu pun dia mengajak ku keluar untuk melihat bintang di langit. “ Apa yang indah kak dengan bintang di sana,aku rasa mereka hanya tumpukan cahaya yang membentuk sebuah pola. “ tidak sayang,mereka hadir malam ini untuk melihat kita berdua bersama sekarang. Mereka hadir di sana untuk menjadi saksi bisu yang melihat akan ketulusan cinta kakak ke kamu”. “ Maksudnya apa ?? dan aku merasa ada hal yang aneh saat Kak Hary bilang kata ‘sayang’ ke aku barusan”. Kak Hary pun menarik nafas panjang dan berkata” kakak ingin melihat senyummu yang paling indah malam ini,senyum yang akan kakak bawa dan selalu kakak ingat untuk menemani perjalanan panjang kakak malam ini. Senyum itu bukan hanya disaksikan oleh kakak,tapi juga oleh bintang-bintang disana”. Perasaanku bertambah aneh saat dia bilang ‘perjalanan panjang,memang dia mau kemana,terus kenapa aku yang harus memberikan senyum itu ke dia.
Akhirnya,semua pertanyaan ku itu pun akan terjawab. Tak pernah aku merasa kalau dia akan meninggalkan aku selamanya sekarang. Begitu cepat kami bersatu, begitu cepat pula dia kembali kepada-Mu ya Allah.
 Saat malam itu,aku bisa membayangkan bagaimana sakitnya ditinggalkan oleh orang yang kita sayang untuk selama-lamanya. Saat dia pulang tepat jam 9 malam, saat dijalan dia menelfon aku sambil di bonceng oleh temannya,aku mendengar sebuah suara kecelakaan,kaca pecah seperti di banting,seperti ada benturan yang keras,dan yang membuat aku menangis adalah terdengar suara jerit kesakitan yang tidak lain adalah jeritan Kak Hary. Saat aku mendengar suara jeritan dia,hatiku pun rasanya sakit yang luar biasa, air mataku menetes,dan aku pun tak bisa bicara apa-apa lagi. Aku hanya terpaku mendengar jerit kesakitan yang keluar dari mulutnya. Aku berusaha memanggilnya di dalam hati,tapi aku hanya bisa mendengar suara keramaian yang ada salah satu dari mereka menyebutkan “ Rumah Sakit”. Dan tak lama kemudian telfonku pun terputus.
Sejak saat itu,jika datang ke sekolah aku berusaha bertanya kepada teman Kak Hary di sekolah. Namun mereka hanya berkata “ Hary baik-baik saja,dia tidak akan merasakan kesakitan lagi sekarang “. Tapi jika aku minta diantarkan kerumah Kak Hary mereka selalu menolak,alasannya banyak. Ada yang bilang jauh,sibuk dengan ulangan,les,dan banyak lagi lainnya. Jujur,selama aku pacaran sama Kak Hary,aku tak pernah di ajak ke rumahnya,Kak Hary hanya bilang “nanti kamu pasti tahu sendiri rumah aku yang sebenarnya”. Memang Kak Hary sangat menghormatiku,dia selalu menjagaku semampu yang dia bisa. Dia rela melakukan apapun untukku,begitupun aku.
Sudah tiga hari aku tak berhubungan lagi dengan Kak Hary,ditelpon Hp nya gak pernah aktif,di sms gak pernah di balas,aku berusaha bertanya pada semua temannya namun hasilnya nol. Aku hanya mendapatkan jawaban yang sama. Dalam shalatku aku selalu meminta untuk diberi petunjuk dan kabar tentang Kak Hary,dan akhirnya hari ini aku mendapatkan jawaban yang selama ini aku inginkan. Tapi jawaban itu tak sesuai dengan yang aku harapkan.
Pagi hari aku pergi kesekolah tampak seperti hari-hari biasanya, tak bersemangat sama sekali,aku kepikiran akan Kak Hary yang biasanya setia menemaniku dan biasa menjemputku sekolah. Aku rindu akan kehadiran dirinya.
Saat aku berjalan menuju kelasku,aku dicegat oleh teman Kak Hary. “sekarang Kak Deni mau apa lagi ??,apa kakak mau memberi aku jawaban yang sama saat aku bertanya tentang Kak Hary ?”. Kak Deni pun diam sebentar dan berkata,”nanti pulang sekolah aku tunggu kamu di parkiran,kita ke rumah Hary”. Tiba-tiba aku merasa senanng karena aku akan bertemu dengan Kak Hary. Aku tak sabar menunggu saat pulang sekolah tiba. Tapi entah kenapa Kak Deni merasa sedih,seolah-olah dia tahu apa yang akan terjadi padaku nanti saat bertemu Kak Hary.
Saat pulang sekolah pun tiba, hatiku sudah tak sabar ingin bertemu Kak Hary. “ kog yang lain pada ikut semua kak ???” tanyaku. “iya,soalnya mereka juga kangen sama Hary” jawab Kak Deni. Aku berboncengan dengan Kak Deni,karena aku memang lebih dekat dengan Kak Deni daripada teman Kak Hary yang lain.
Perjalanan yang amat jauh,akhirnya terhenti di sebuah pemakaman keluarga yang lumayan jauh dari sekolahku. “kita sudah sampai” kata Kak Deni. “ mana Kak Hary? Dan kenapa kita kesini bukan kerumah Kak Hary??”. Kak Deni memegang tanganku dan membawaku kesebuah makam yang tak jauh dari tempat motor Kak Deni diparkirkan. “Ini adalah makam Kak Hary, dia menunggumu untuk mejenguknya disini”. Aku kaget dan langsung terduduk di makam Kak Hary,aku tak percaya kalau itu adalah Kak Hary. Angan-anganku pun seakan pecah,semula aku menyangka aku akan ketemu Kak Hary dan bisa memegang tangannya,kini berubah menjadi kebisuan. Aku tak bisa lagi melihatnya,tak bisa lagi memegang tangannya,tak bisa lagi pergi kesekolah bersama lagi dengannya. Ya Allah,mengapa Kau ambil dia secepat ini. Apakah aku memang tak pantas untuk berhubungan dengannya,atau apakah Kau terlalu sayang padanya. Aku yang tak bisa menahan tangisku akhirnya aku luapkan semua yang ada di hatiku padanya. “Aku akan selalu menyayangi kakak,merindukan kakak,mencintai kakak,dan kakak adalah hal yang paling indah melebihi apapun yang indah yang pernah ada di hidupku” saat aku mengatakan itu sambil memeluk batu nisan yang berdiri tegak seperti cintaku yang tak akan goyah padanya,sebuah tangan pun merangkulku dan menyandarkan aku di pundaknya. Orang itu tak lain adalah Kak Deni. Dia berusaha menghiburku dan menceritakan kejadian yang merenggut nyawa orang yang paling aku sayang,Kak Hary. “itu bermulai saat motor yang dikendarai oleh Hary dan temannya itu disalip oleh sebuah truk,dari arah yang berlawanan melaju sebuah Mobil Sedan,karena menghindari Mobil Sedan tersebut sopir truk membanting stir kearah kiri dan menabrak motor yang di kendarai oleh Hary dan temannya” Kak Deni menceritakan itu dengan mata berkaca-kaca. “lalu kenapa baru sekarang kalian bilang,kenapa gak dari kemarin ?”.” kami melakukan ini karena itu permintaan Hary yang terakhir” salah seorang teman Kak Deni menjawab pertanyaanku. “dia juga tak ingin melihat kamu sedih,dia ingin melihat kamu senyum saat dia tak ada disampingmu lagi” tambah Kak Deni membalas pertanyaanku tadi.
Saat semua orang sedang berdoa untuk Kak Hary,aku merasa pusing,namun sebelum pingsan,aku melihat wajah Kak Hary tersenyum padaku. Melihat aku mulai lemas,aku langsung dirangkul oleh Kak Deni,karena dia lah orang yang paling dekat duduknya denganku saat itu.
Saat aku sadar,aku sudah ada di rumah. Aku sudah terbaring di tempat tidur. Aku masih tak percaya kalau Kak Hary sudah meninggalkan aku selama-lamanya. Aku memikirkannya sampai-sampai aku sakit karena aku jarang makan. Aku masih berharap aku dapat bertemu suatu saat nanti dengan Kak Hary,karena aku ingin sekali melihatnya tersenyum lagi seperti kemarin waktu dia masih ada di sisiku.
Tiga hari setelah dia meninggal,pada saat aku terbaring lemah tak berdaya karena pingsan di makamnya,malam harinya pun aku bermimpi bertemu dengan Kak Hary dan dia berkata “carilah cowok yang seperti kakak,karena disitu akan ada kakak yang akan selalu menjaga kamu dan melihat kamu”.
Oleh sebab itu aku mencari sosok yang seperti dia. Namun aku belum menemukan sosok dia di dunia ini. Aku berusaha mencari,namun itu ada di tangan Allah,aku hanya bisa berdoa untuknya sekarang.
Mungkin dia tak ada lagi di dunia ini,namun satu hal yang pasti,dia akan selalu ada untuk menjaga dan melihatku. Dan selalu ada di hatiku selamanya.
Sekarang aku hanya bisa berdoa disetiap doaku,agar Allah menyayanginya seperti dia menyayangi aku waktu dulu. Terimakasih Ya Allah,Engkau berkenan untuk memberi kesempatan pada kami untuk bisa saling menyayangi.
Malam ini,aku melihat  bintang tak seterang hari-hariku saat masih bersama Kak Hary. Tapi aku yakin dia ada untuk melihat aku dan menjaga hatiku sekarang. Aku sayang Kak Hary melebihi diriku sendiri. Ya Allah tolong jaga Kak Hary untukku. Hanya kuasa-Mu yang mampu memberikan aku kekuatan.
Amien...

Karya : Dian Eka Santhy.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar