Psikoterapi
adalah perawatan dan penyembuhan terhadap gangguan dan penyakit jiwa dengan
cara yang lebih psikologis daripada fisiologis maupun biologis. Istilah ini
mencakup beberapa teknik yang kesemuanya dimaksudkan untuk membantu individu yang
emosinya terganggu, sehingga mereka dapat mengembangkan cara yang lebih
bermanfaat dalam menghadapi orang lain.
Terdapat
beberapa teknik yang digunakan psikoterapi, meskipun bergitu teknik-teknik
dalam psikoterapi kebanyakan memiliki ciri yang sama yaitu komunikasi antara
klien dengan terapi. Klien didorong untuk dapat mengemukakan rasa yakut, emosi,
dan pengalamannya yang tidak menyenangkan secara bebas tanpa ada rasa takut
atau malu dicemooh oleh terapisnya. Dilain pihak seorang terapis juga harus memiliki
simpati dan empati, serta coba membantu klien mengembangkan cara efektif untuk
menangani masalahnya (Atkinson dkk, 1993).
Ada
banyak sekali teknik atau metode psikoterapi, akan tetapi beberapa teknik yang
sudah banyak digunakan adalah psikoanalisis, terapi humanistic, dan terapi
perlakuan.
a.
Psikoanalisis
Dasar dari terapi psikoalanisis adalah konsep dari
Sigmund Freud dan beberaoa pengikutnya. Tujuan dari psikoanalisis adalah
menyadarkan individu dari konflik yang tidak disadari serta mekanisme pertahanan
yang digunakan untuk mengendalikan kecemasan.
Dalam bentuknya yang asli, terapi psikoanalisis
bersifat intensif dan panjang lebar. Terapis dank lien umumnya bertemu 50 menit
beberapa kali dalam seminggu sampai beberapa tahun. Oleh karena itu agar dapat
lebih efisien, maka pertemuan dapat dilakukan dengan pembatasan waktu dan
penjadwalan waktu yang tidak terlalu sering (Atkinson dkk, 1993). Untuk itu
diperlukan teknik-teknik dasar dalam psikoanalisis, yaitu : Asosiasi bebas,
penafsiran, analisis mimpi, resistensi, dan transferensi (Corey, 1995).
1. Asosiasi
bebas
Teknik
ini adalah teknik utama dalam psikoanalisis dengan cara terapis meminta klien
agar membersihkan pikirannya dari renungan-renungan sehari-hari. Dan memintanya
sedapat mungkin mengatakan apa saja yang muncul dalam pikirannya. Asosiasi
bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa
lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatis masa
lalu yang kemudian dikenal dengan katarsis (Corey, 1995)
2. Penafsiran
Penafsiran
merupakan prosedur didalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi,
resistensi, dan transferensi. Fungsinya adalah mendorong ego untuk
mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat psoses pengungkapan alam bawah
sadar secara lebih lanjut. Penafsiran ini diberikan oleh terapis menyebabkan
adanya pemahaman dan tidak terhalanginya alam bawah sadar pada diri klien
(Corey, 1995).
3. Analisis
mimpi
Analisis
mimpi adalah prosedur atau cara yang penting untuk mengungkapkan alam bawah
sadar dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang
tidak terselesaikan. Freud memandang bahwa mimpi merupakan “jalan istimewa
menuju ketidaksadaran”. Karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat,
kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan.
4. Resistensi
Resistensi
adalah suatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan
bahan yang tidak disadari. Menurut Freud, resistensi dianggap sebagai dinamika
tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang
tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas
dorongan maupun perasaan yang direpres tersebut (Corey, 1995)
5. Transferensi
Transferensi adalah pemindahan
emosi dari klien ke terapis. Seperti seorang klien menjadi lekat dan jatuh
cinta pada terapis sebagai pemindahan dari orang tuanya (Corey, 1995).
b.
Terapi
humanistik
Dasar dari terapi humanistik adalah penekanan
keunikan setiap individu serta memusatkan perhatian pada kecenderungan alami
dalam pertumbuhan dan perwujudan dirinya, yang bertujuan untuk memperlancar
kajian pikiran dan perasaan seseorang dan membantunya memecahkan masalahnya
sendiri.
c.
Terapi
perilakuan
Terapi perilakuan mencakup sejumlah metode terapi
yang berbeda-beda yang kesemuanya itu didasarkan pada teori-teori belajar. Para
ahli behaviorist beranggapan bahwa perilaku maladaptif merupakan cara untuk
menanggulangi stress yang sedah “terbiasa” pada diri seseorang, sehingga
beberapa teknik perilaku yang dikembangkan dalam percobaan dapat digunakan
untuk menggantikan respon maladaptif tersebut dengan respon baru yang lebih
tepat. Jika terapis psikoanalisis berkaitan dengan pemahaman konflik masa lalu,
maka terapi perilakuan lebih memusatkan langsung kepada perilaku itu sendiri
(Atkinson dkk, 1993).
Daftar isi
Atkinson,
R.L., Atkinson, R.C. &Hilgard, E.R. 1993. Pengantar Psikologi. Alih Bahasa: Nurjannah Taufiq. Jakarta:
Erlangga.
Corey,
G. 1995. Teori dan Praktek Konseling dan
Psikoterapi. Bandung: Eresco
Prabowo,
H., &Riyanti, B.P.D. 1998. Psikologi
Umum 2. Jakarta: Gunadarma.