Hello


Welcome Graphic #135


Selasa, 30 April 2013

tulisan 3


*Tulisan 3*
Koping (Coping) Stress

Pengertian dan jenis koping
Coping berasal dari kata to cope yang artinya menanggulangi, mengatasi. Coping adalah strategi dalam mengatasi masalah. strategi pengatasan masalah adalah sebagian dari perilaku yang dipelajari dan yang membantu kelangsungan hidup dalam menghadapi bahaya yang mengancam individu.Strategi pengatasan masalah juga digambarkan sebagai cara seseorang mengatasi tuntutan – tuntutan yang dirasa menekan, sehingga individu harus melakukan penyeimbangan dalam usaha untuk menyesuaikan diri dari lingkungan. Jadi Coping atau strategi pengatasan masalah adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk mengurangi stress yang berasal dari dalam individu ataupun lingkungan melalui usaha kognitif.

Jenis Coping
·         (Emotion-focused coping)
·         (Problem focused coping)
·         (Instrumental Action)
·         (Negotiation)
·         (Active Coping)

Jenis-jenis coping yang merusak dan yang positif

Jenis-jenis Coping yang positif (membangun)
·         (Problem focused coping)
Problem Focused Coping ini adalah suatu cara atau strategi dimana seseorang yang memiliki masalah memfokuskan pada permasalahan yang sedang dia hadapi.


·         (Active Coping)
Active Coping yaitu merupakan proses pengambilan aktif untuk menghindari tekanan dan memperbaiki dampaknya.
·         (Instrumental Action)
Individu menngambil tindakan untuk menyelesaikan masalah secara langsung serta menyusun rencanayang diperlukan.
Jenis-jenis Coping yang merusak


·         (Emotion-focused coping)
Strategi pengatasan masalah yang berorientasi pada emosi (Emotion-focused coping)Digunakan untuk mengurangi respon respon emosional pada stres dengan mengubah pikiran atauperasaan individu terhadap sumber stresor.Aspek-aspel strategi pengatasan masalah yang berorientasi pada emosi antara lain.

·         (Negotiation)
Individu melakukan usaha usaha yang ditujukan kepada orang lain yang terlibat untuk ikut sertamemikirkan atau menyelesaikan masalah

Jess Feist, Gregory J.Feist., theories of Personality 7th ed, Salemba Humanika, Jakarta Selatan, 2010.

tulisan 1


*Tulisan 1*

Teori kepribadian sehat menurut:
1.    Allport
Perluasan diri
Perluasan diri (extension of the self). Artinya hidupnya tidak boleh terikat secara sempit pada sekumpulan aktifitas yang erat hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan kewajiban-kewajiban pokoknya. Harus dapat mengambil bagian dan menikmati macam-macam aktivitas yang berbeda-beda. Salah satu aspek dari perluasan diri adalah proyeksi ke masa depan, yakni merencanakan dan mengharapkan.
Keterhubungan dengan orang lain
Kemampuan menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain (Warm relating of self to other), baik dalam bentuk hubungan yang mendalam maupun tidak mendalam, memiliki dasar rasa aman dan menerima dirinya sendiri.
Orientasi realistik
Memiliki orientasi yang realistik (Self Objectification). Dua komponen utama dari  Self Objectification adalah humor dan insight. Insight disini adalah kapasitas individu untuk memahami dirinya sendiri, meskipun tidak jelas bagaimana menemukan suatu standar yang cocok untuk membandingkan kepercayaan-kepercayaan individu yang bersangkutan. Perasaan humor tidak hanya menunjukkan kapasitas untuk menemukan kesenangan dan gelak tawa dalam hal sehari-hari, tetapi juga kemampuan untuk membina hubungan-hubungan positif dengan diri sendiri dan dengan objek-objek yang dicintai, serta menyadari adanya ketidakselarasan dalam hal ini.
Filsafat hidup
Filsafat hidup (Philosophy of life). Walaupun individu itu harus dapat obyektif dan bahkan menikmati kejadian-kejadian dalam hidupnya, namun mestilah ada latar belakang yang mendasari segala sesuatu yang dikerjakannya, yang memberinya arti dan tujuan. Religi merupakan salah satu hal yang penting dalam hal ini.
Emotional security
Kemampuan menghindari reaksi berlebihan terhadap masalah (Emotional security). Masalah disini adalah masalah yang menyinggung drives spesifik (misalnya, menerima dorongan seks, memuaskan sebaik mungkin, tidak menghalangi tetapi juga tidak membiarkan bebas) dan mentoleransi frustasi, perasaan seimbang.
Realitas
Realistic perceptions, skill, assignments, kemampuan memandang orang, obyek dan situasi seperti apa adanya, kemampuan dan minat memecahkan masalah , memiliki keterampilan yang cukup untuk menyelesaikan tugas yang dipilihnya, dapat memenuhi kebutuhan ekonomi kehidupan tanpa rasa panic, rendah diri, atau tingkah laku destruksi diri lainnya.
http://3lox.wordpress.com/2010/04/08/kriteria-kepribadian-yang-matang-allport/

2.    Roger

Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan dan tidak melakukan riset jangka panjang yang mempelajari hubungan anak dengan orangtuanya. Namun ia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses organism menjadi semakin kompleks, ekspansi, otonom, sosial dan secara keseluruhan semakin aktualisasi diri. Struktur self menjadi bagian terpisah dari medan fenomena dan semakin kompleks. Self berkembang secara utuh keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagiannya. Berkembangnya self diikuti oleh kebutuhan penerimaan positif dan penyaringan tingkah laku yang disadari agar tetap konruen dengan struktur self.
Jika penolakan menjadi style, dan orang tidak menyadari ketidaksesuaian dalam dirinya maka kecemasan dan ancaman muncul akibat dari orang yang sangat sadar dengan ketidaksesuaian itu. Sedikit saja seseorang menyadari bahwa perbedaan antara pengalaman organismik dengan konsep diri yang tidak muncul ke kesadaran telah membuatnya merasakan kecemasan. Rogers mendefinisikan kecemasan sebagai keadaan ketidaknyamanan atau ketegangan yang sebabnya tidak diketahui. Ketika orang semakin menyadari ketidaksesuaian antara pengalaman dengan persepsi dirinya, kecemasan berubah menjadi ancaman terhadap konsep diri yang sesuai. Kecemasan dan ancaman yang menjadi indikasi adanya ketidaksesuaian diri dengan pengalaman membuat orang berada dalam perasaan tegang yang tidak menyenangkan namun pada tingkat tertentu kecemasan dan ancaman itu dibutuhkan untuk mengembangkan diri memperoleh jiwa yang sehat.
http://dewilin.blog.com/2010/12/15/teori-kepribadian-carl-rogers/

3.    Maslow
Hierarki kebutuhan individu menurut maslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan individu di level rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan level tinggi menjadi hal yang memotivasi. Lima kebutuhan yang membentuk hierarki ini adalah kebutuhan konatif yang berarti bahwa kebutuhan-kebutuhan memiliki karakter mendorong atau memotivasi.
Contohnya seseorang yang termotivasi untuk mendapatkan penghargaan atau aktualisasi diri harus terlebih dahulu terpenuhi kebutuhan akan makan dan keamanannya. Oleh karena itu rasa lapar dan keamanan mempunyai prapotensi terhadap penghargaan atau aktualisasi diri.
Maslow (1970)mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan berikut berdasarkan prapotensi dari masing-masing : fisiologis, keamanan, cinta dan keberadaan, penghargaan, dan aktualisasi diri.
Kebutuhan fisiologis
Ialah kebutuhan yang paling mendasar bagi setiap individu, termasuk didalamnya adalah makan, air, oksigen, mempertahankan suhu tubuh dan lain sebagainya. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang memiliki kekuatan atau pengaruh paling besar di semua kebutuhan. Orang yang terus menerus merasa lapar akan termotivasi untuk makan. Mereka tidak akan melihat jauh dari makanan, dan selama kebutuhan ini tidak terpenuhi maka motivasi utama mereka adalah untuk mendapatkan sesuatu yang dapat dimakan.
Maslow (1970) mengatakan bahwa “adalah hal yang cukup benar apabila manusia hidup dengan roti saja itu ketika tidak ada roti”. Ketika orang-orang tidak memenuhi kebutuhan fisiologisnya maka akan hidup terutama untuk kebutuhan tersebut dan berulang kali memenuhi kebutuhannya tersebut. Orang-orang yang kelaparan akan terus berfikir tentang makanan dan bersedia melakukan apapun untuk mendapatkan makanan.
Kebutuhan fisiologis berbeda dengan kebutuhan lainnya, terutama ada dua hal penting.  Pertama , kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang dapat terpenuhi atau bahkan selalu terpenuhi. Orang-orang bisa cukup makan sehingga makanan akan hilang kekuatannya untuk memotivasi. Bagi seseorang yang selesai makan dalam porsi besar , pikiran tentang makanan akan menyebabkan mual. Karakteristik yang berbeda dari kebutuhan fisiologis yang kedua adalah kemampuannya untuk muncul kembali. Setelah orang-orang selesai makan maka akan muncul rasa lapar lagi. Contohnya, orang yang paling tidak telah memenuhi kebutuhan mereka akan cinta dan penghargaan akan tetap percaya diri bahwa mereka akan terus memenuhi kebutuhan mereka akan cinta dan harga diri.
Kebutuhan akan keamanan
Ketika seseorang sudah memenuhi kebutuhan fisiologis mereka, mereka menjadi termotivasi untuk kebutuhan akan keamanan. Yang termasuk didalamnya adalah keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan dan lain sebagainya. Kebutuhan akan hukum, ketentraman, dan keteraturan juga merupakan bagian dari kebutuhan akan keamanan (Maslow,1970).
Pada masyarakat yang tidak sedang mengalami perang, sebagian besar dewasa yang sehat dapat memenuhi kebutuhan akan keamanan mereka setiap waktu, oleh karena itu kebutuhan ini cenderung tidak penting. Sebagian orang dewasa cenderung merasa tidak aman karena ketakutan tidak masuk akal di masa kecil mereka sehingga terbawa hingga masa dewasa. Mereka menghabiskan lebih banyak energi daripada energi yang dibutuhkan orang sehat untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman dan ketika mereka tidak berhasil memenuhi kebutuhan akan rasa aman tersebut maka mereka akan mengalami apa yang di sebut kecemasan dasar oleh Maslow.

Kebutuhan akan cinta dan keberadaan
Setelah orang-orang memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan, mereka akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan akan cinta dan keberadaan. Seperti keinginan untuk berteman, ingin mempunyai pasangan dan anak, kebutuhan untuk menjadi bagian sebuah keluarga, dll. Cinta dan keberadaan juga menjadi aspek seksualitas dan hubungan dengan manusia laindan juga kebutuhan untuk memberi dan mendapatkan cinta.
Orang yang kebutuhan akan cinta dan keberadaannya terpenuhi sejak masa kecil tidak menjadi panik ketika cintanya ditolak. Orang seperti ini mempunyai kepercayaan diri bahwa mereka akan diterima oleh orang-orang yang penting bagi mereka. Jadi ketika orang lain menolak mereka tidak merasa hancur.
Kelompok kedua adalah oarng-orang yang tidak pernah merasakan cintadan keberadaan, dan oleh sebab itu mereka jadi tidak mampu untuk memberi cinta. Mereka jarang disentuh ataupun di peluk ataupun mendapatkan pernyataan cinta dalam bentuk apapun. Maslow percaya bahwa orang-orang seperti ini akan belajar untuk tidak mengutamakan cinta dan akan terbiasa dengan ketidak hadiran cinta.
Kelompok ketiga yaitu orang-orang yang menrima cinta dalam jumblah yang sedikit. Karena menerima sedikit cinta dan keberadaan maka mereka akan termotivasi untuk mencarinya. Dengan kata lain orang yang sedikit memiliki cinta  mempunyai kebutuhan akan cinta dan kasih sayang dan penerimaan lebih besar dari pada orang yang menerima cinta dalam jumblah cukup atau tidak menerima cinta sama sekali.

Kebutuhan akan penghargaan
Setelah orang-orang memenuhi kebutuhan akan cinta dan penerimaan maka mereka akan memenuhi kebutuhan akan penghargaan. Yang mencakup kepercayaan diri, penghormatan diri, pengetahuan yang orang lain hargai tinggi. Maslow mendefinisikan dua hal tingkat penghargaan yaitu reputasi dan harga diri.
Reputasi adalah persepsi akan gengsi, pengakuan, atau ketenaran yang dimiliki seseorang, dan dilihat dari sudut pandang orang lain. Kemudia harga diri adalah perasaan pribadi seseorang bahwa dirinya bernilai dan bermanfaat atau percaya diri. Harga diri didasari oleh lebih dari sekedar reputasi dan gengsi. Harga diri memiliki keinginan untuk memperoleh kekuasaan pencapaian atau keberhasilan, kecukupan, kemampuan, dll.
Kebutuhan akan aktualisasi diri
Setelah kebutuhan  akan penghargaan terpenuhi, maka orang-orang tidak akan langsung memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Awalnya, Maslow berasumsi bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri muncul jika kebutuhan akan penghargaan telah terpenuhi.
Kebutuhan akan aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin.orang-orang yang telah mencapai aktualisasi diri menjadi orang yang seutuhnya. Memenuhi kebutuhan orang lain hanya melihat sekilas atau bahkan tidak pernah lihat sama sekali. Orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya dapat mempertahankan harga diri mereka bahkan ketika mereka dimaki, ditolak, dan diremehkan orang lain.


4.    Eric Fromm
Fromm menyatakan bahwa satu perbedaan antara manusia yang sehat secara mental dan manusia yang manusia neurotik atau tidak waras adalah bahwa mereka yang sehat secara mental akan menemukan jawaban atas keberadaan mereka. Yaitu dengan kata lain manusia yang sehat secara mental akan menyatu kembali dengan dunianya. Dan secara produktif memenuhi kebutuhan manusiawi akan keterhubungan, keunggulan, keberakaran, kepekaan akan identitas dan kerangka orientasi.
Keterhubungan
Keterhubungan adalah keinginan untuk bersatu dengan satu orang atau lebih. Fromm menyatakan ada tiga cara manusia untuk berhubungan dengan dunia yaitu kepasrahan, kekuasaan, dan cinta. Orang orang dalam kebutuhan simbiosis saling tertarik bukan disebabkan oleh cinta, namun keputus asaan dalam memenuhi kebutuhan akan keterhubungan. Kesatuannya didasari oleh rasa permusuhan. Orang-orang dalam kebutuhan simbiosis menyalahkan pasangan mereka karena mereka tidak memuaskan kebutuhan yang lain secara utuh. Mereka akan mencari kepasrahan atau kekuasaan tambahan dan hasilnya mereka akan menjadi tergantung pada pasangan mereka dan menjadi tidak individual.
Fromm percaya bahwa cinta adalah satu-satunya jelan seseorang untuk bersatu dengan dunia dan dalam waktu yang sama mencapai individualitas dan integritas. Fromm mengidentifikasikan cinta sebagai “kesatuan dengan seseorang atau suatu diluar diri dengan kondisi memegang teguh keterpisahan dan integritas diri sendiri”. Cinta meliputi persamaan dan berbagi dengan orang lain. Dalam buku Seni Mencintai, Fromm menyebutkan rasa peduli, tanggung jawab, rasa hormat, dan pengetahuansebagai empat elemen dasar yang biasa ditemukan dalam bentuk cinta yang tulus.
Keunggulan
Manusia dilemparkan didunia tanpa persetujuan dari mereka, serta di tiadakan dari dunia. Akan tetapi manusia tergerak untuk kebutuhan akan keunggulan yang didefinisikan sebagai dorongan untuk melampaui keberadaan yang pasif dan kebetulan menuju “alam penuh makna dan kebebasan”.
Keberakaran
Keberakaran adalah kebutuhan untuk berakar dan kembali lagi kedunia. Ketika manusia berefolusi sebagai spesies terpisah, mereka kehilangan dunia mereka didunia alam. Disaat yang bersamaan kapasitas mereka bahwa mereka menyadari tdak memiliki rumah dan tidak memiliki akar. Konsekuensinya adalah perasaan keterasingan ketidak berdayaan ini tidak tertahankan.
Fromm memilih teori bechofen yang berpusat pada ibu dan keterkaitannya dengan situasi oedipal dibandingkan pemikiran frued yang lebih berpusat pada ayah. Hal ini konsisten dengan kecenderungan Fromm untuk menyukai wanita-wanita yang lebih tua. Istri pertama Fromm berusia sepuluh tahun lebih muda darinya. Kekasihnya Karen Horney berusia lima belas tahun lebih tua dari dirinya. Menurut Fromm oedipus complex adalah keinginan untuk kembali kerahim ibu atau seseorang dengan fungsi keibuan yang harus terlihat dengan keterkaitannya dengan wanita yang lebih tua.


Kepekaan akan identitas
Yaitu kemampuan untuk menyadari diri sendiri sebagai wujud terpisah. Oleh karena itu kita telah terpisah dari alam, maka kita harus membuat konsep diri kita sendiri untuk mampu berkata “saya adalah saya”atau “saya adalah subjek dari tindakan saya”. Fromm percaya bahwa manusia primitif mengidentifikasikan diri mereka lebih dekat dengan kelompok mereka dan mereka tidak terpisah dari kelompok mereka.
Identitas kelompok baru berkembang dimana kepekaan akan identitas kelompok bergantung pada rasa keterlibatan yang tidak tersangkalkan pada sebuah kelompok besar, bukan identitas praindividualistis klan. Fakta bahwa kesegaraman dan konformitas sering kali tidak dikenali sebagai identitas tersebut, dan juga diselimuti oleh khayalan individualitas, tidak dapat mengingkari fakta yang ada.
Tanpa kepekaan akan identitas, manusia tidak dapat mempertahankan kewarasan mereka dan ancaman ini mendorong mereka untuk melakukan hampir segala hal untuk mendapatkan kepekaan akan identitas.
Kerangka orientasi
Oleh karena terpisah dari dunia alam, maka manusia membutuhkan peta untuk menentukan jalan mereka. Maka peta jalan atau kerangka orientasi untuk mencari jalannya dalam dunia. Tanpa peta tersebut manusia  akan “kebingungan dan tidak mampu melakukan tindakan dengan tujuan atau konsisten”. Kerangka orientasi membuat manusia dapat mengatur berbagai macam ragam yang mengganggu mereka. Menuasia yang memiliki kerangka orientasi yang kuat dapat menjelaskan kejadian dan fenomena yang terjadi.
Setiap orang memiliki filosifi, suatu cara konsisten dalam memandang sesuatu. Banyak orang terlalu menganggap benar filosofi dan kerangka panduan mereka hingga apapun yang asing dalam pandangan mereka akan dinilai “gila” atau “tidak masuk akal”. Apapun yang konsisten dengan filosofi dan kerangka panduan mereka semata-mata dianggap sebagai “ akal sehat”.
Jess Feist, Gregory J.Feist., theories of Personality 7th ed, Salemba Humanika, Jakarta Selatan, 2010.

*Tulisan 2*


Pengertian Stress
Tress adalah suatu kondisi dimana kita tidak bisa menyelesaikan masalah yang datang ke kita sehingga kita kita bisa menampung semuanya, saat itu maka kondisi tubuh menjadi berubah. Stress juga bisa di bilang reaksi tubuh kita ketika terjadi kecemasan yang berlebihan akan bahaya.
Faktor Penyebab Stress
Ø  Masalah pribadi
Ø  Kesehatan
Ø  Kehilangan seseorang yang dicintai
Ø  Lingkungan yang kurang bersahabat
Ø  Pergaulan yang cenderung tidak mendukung
Ø  Perasaan yang negatif

Efek Stress
-          General Adaptation Syndrom
Selye (1983) menyatakan munculnya sindrom adaptasi umum (GAS) melalui beberapa tahap berikut :
  • Tahap peringatan (Alarm Stage)
Tahap reaksi awal tubuh dalam menghadapi berbagai stressor. Tubuh tidak dapat bertahan pada tahapan ini dalam jangka waktu lama.
  • Tahap Adaptasi atau Eustres (Adaptation Stage)
Tahap dimana tubuh mulai beradaptasi dengan adanya stres dan berusaha mengatasi serta membatasi stresor. Ketidakmampuan tubuh beradaptasi mengakibatkan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit.
  •  Tahap Kelelahan atau distres (Exhaution Stage)
Tahap dimana adaptasi tidak dapat dipertahankan karena stres yang berulang atau berkepanjangan sehingga berdampak pada seluruh tubuh
Efek lain seperti efek fisiologis dari stres pada tubuh meliputi:
  • Nyeri dada
  • Insomnia atau tidur masalah
  • Nyeri kepala Konstan
  • Hipertensi
  • Tukak
Stres dikatakan menjadi sebuah faktor penunjang untuk produksi suatu penyakit tertentu, atau mungkin menjadi penyebab respon perilaku negatif, seperti merokok, minum alkohol dan penyalahgunaan narkoba yang semuanya dapat membuat kita rentan terhadap penyakit. Hal buruk dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan tubuh kita menjadi kurang tahan terhadap sejumlah masalah kesehatan.
http://silvinamar.wordpress.com/2013/04/19/pengertian-stress/


Tipe Stress
-tekanan
Suatu kondisi dimana individu tidak mampu merespon stimulus disertai penurunan nilai diri.
-frustasi
Suatu penghalang atau penghambat yang berada diantara individu dan tujuan yang ingin dicapainya, penghalang bisa saja orang lain, lingkungan yang kurang mendukung, dan lain sebagainya.
-konflik
Perwujudan dari satu motif diganggu dengan perwujudan dari motif-motif yang lain sehingga menimbulkan kecemasan dan rintangan pada seseorang yang dapat menimbulkan konflik.
-kecemasan
Kecemasan merupakan situasi afektif yang dirasa tidak menyenangkan yang diikuti oleh sensasi fisik yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang mengancam. Perasaan ini biasanya samar-samar dan sulit dipastikan tetapi selalu terasa.

Respon terhadap stress
Pertahanan diri ( defense mechanisms)
-Represi
Mekanisme pertahanan diri yang paling dasar, karena muncul juga dalam bentuk mekanisme pertahanan lain yaitu represi. Manakala ego terancam oleh dorongan-dorongan id yang tidak dikehendaki. Ego melindungi dirinya dengan memaksa perasaan perasaan mengancam masuk kedalam alam tidak sadar. Dalam banyak kasus represi ini bisa muncul sepanjang hidup.
Freud meyakini bahwa di alam tidak sadar dorongan ini tidak akan berubah dan yang kedua dorongan-dorongan ini mendesak masuk ke alam sadar dalam bentuk yang tidak berubah sehingga justru menciptakan kecemasan yang lebih besar dan tidak bisa dikendalikan oleh orang tersebut.
-Pembentukan reaksi
Salah satu cara agar dorongan tersebut bisa di tekan dan bisa disadari adalah dengan cara menyembunyikan diri dari selubung yang sama sekali bertentangan dengan bentuk semula. Mekanisme pertahanan ini disebut dengan pembentukan reaksi. Perilaku reatif ini bisa dikenali dari sifatnya yang berlebih-lebihan dan bentuk yang obsesif juga kompulsif.
-Pengalihan
 Pada pengalihan orang bisa mengalahkan dorongan-dorongan yang tidak sesuai ini pada sejumblah orang atau objek sehingga dorongan aslinya terselubung atau tersembunyi. Pada tulisan-tulisannya Freud menggunakan istilah pengalihan untuk berbagai hal. Dalam bahasan seksual misalnya kita mengetahui bahwa objek seksual bisa dialihkan kedalam berbagai bentuk objek lain tremasuk diri sendiri.


-Fiksasi
Secara teknis fiksasi merupakan keterkaitan permanen dari libido pada tahap perkembangan sebelumnya yang lebih primitif. Serupa dengan mekanisme pertahanan lainnya, fiksasi bersifat universal. Orang-orang yang terus mendapat kepuasan lewat makanan, merokok, atau bicara bisa menjadi memiliki fiksasi oral. Sebagaimana mereka yang terobsesi dengan kerapihan dan keteraturan memiliki fiksasi anal.

-Regresi
Pada saat libido melewati perkembangan tertentu, dimasa-masa penuh stress dan kecemasan, libido bisa kembali ke tahap sebelumnya. Langkah mundur ini dikenal sebagai regresi. Perilaku regresi ini serupa dengan pelaku terfiksasi karena sifatnya yang kaku, dan kekanak-kanakan.
-Proyeksi
Manakala dorongan dari dalam menyebabkan kecemasan yang berlebihan, ego biasanya mengurangi rasa cemas tersebut dengan mengarahkan dorongan yang tidak diinginkan ke objek eksternal, biasanya ke orang lain. Didefinisikan melihat dorongan atau perasaan orang lain yang tidak dapat diterima yang sebenarnya perasaan itu ada di alam tidak sadar dirinya sendiri.
-Introyeksi
Introyeksi adalah mekanisme pertahanan diri dimana seseorang melebur sifat-sifat positif orang lain kedalam egonya sendiri. Contohnya seorang remaja yang melakukan introyeksi atau mengadopsi perilaku, nilai, atau gaya hidup seorang bintang film. Introyeksi seperti ini memberikan remaja tersebut rasa menghargai diri sendiri yang berlebihan dan meminimalkan perasaan inferiornya.
-Sublimasi
Sublimasi merupakan represi dari tujuan genital dari Eros dengan cara menggantinya kedalam hal-hal yang bisa diterima baik secara kultural maupun secara sosial. Tujuan sublimasi diungkapkan secara jelas terutama melalui pencapaian kultural kreatif, seperti pada seni, musik, juga sastra.
Jess Feist, Gregory J.Feist., theories of Personality 7th ed, Salemba Humanika, Jakarta Selatan, 2010.



Pendekatan Problem Soluing terhadap Stress
 Strategi coping yang spontan mengatasi stress
Strategi menghadapi stres antara lain dengan mempersiapkan diri menghadapi stresor dengan cara melakukan perbaikan diri secara psikis atau mental, fisik dan sosial. Perbaikan diri secara psikis atau mental yaitu dengan pengenalan diri lebih lanjut, penetapan tujuan hidup yang lebih jelas, pengaturan waktu yang baik. Perbaikan diri secara fisik dengan menjaga tubuh tetap sehat yaitu dengan memenuhi asupan gizi yang baik, olahraga teratur, istirahat yang cukup. Perbaikan diri secara sosial dengan melibatkan diri dalam suatu kegiatan, acara, organisasi dan kelompok sosial. Mengelola stres merupakan usaha untuk mengurangi atau meniadakan dampak negatif stresor (Sunaryo,2004)