*Tulisan 1*
Teori
kepribadian sehat menurut:
1.
Allport
Perluasan diri
Perluasan
diri (extension of the self). Artinya hidupnya tidak boleh terikat
secara sempit pada sekumpulan aktifitas yang erat hubungannya dengan
kebutuhan-kebutuhan dan kewajiban-kewajiban pokoknya. Harus dapat mengambil
bagian dan menikmati macam-macam aktivitas yang berbeda-beda. Salah satu aspek
dari perluasan diri adalah proyeksi ke masa depan, yakni merencanakan dan
mengharapkan.
Keterhubungan dengan orang lain
Kemampuan
menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain (Warm relating of self to
other), baik dalam bentuk hubungan yang mendalam maupun tidak mendalam,
memiliki dasar rasa aman dan menerima dirinya sendiri.
Orientasi realistik
Memiliki
orientasi yang realistik (Self Objectification). Dua komponen utama dari
Self Objectification adalah humor dan insight. Insight disini
adalah kapasitas individu untuk memahami dirinya sendiri, meskipun tidak jelas
bagaimana menemukan suatu standar yang cocok untuk membandingkan
kepercayaan-kepercayaan individu yang bersangkutan. Perasaan humor tidak hanya
menunjukkan kapasitas untuk menemukan kesenangan dan gelak tawa dalam hal
sehari-hari, tetapi juga kemampuan untuk membina hubungan-hubungan positif
dengan diri sendiri dan dengan objek-objek yang dicintai, serta menyadari
adanya ketidakselarasan dalam hal ini.
Filsafat hidup
Filsafat
hidup (Philosophy of life). Walaupun individu itu harus dapat obyektif
dan bahkan menikmati kejadian-kejadian dalam hidupnya, namun mestilah ada latar
belakang yang mendasari segala sesuatu yang dikerjakannya, yang memberinya arti
dan tujuan. Religi merupakan salah satu hal yang penting dalam hal ini.
Emotional security
Kemampuan
menghindari reaksi berlebihan terhadap masalah (Emotional security).
Masalah disini adalah masalah yang menyinggung drives spesifik (misalnya,
menerima dorongan seks, memuaskan sebaik mungkin, tidak menghalangi tetapi juga
tidak membiarkan bebas) dan mentoleransi frustasi, perasaan seimbang.
Realitas
Realistic perceptions, skill, assignments, kemampuan
memandang orang, obyek dan situasi seperti apa adanya, kemampuan dan minat
memecahkan masalah , memiliki keterampilan yang cukup untuk menyelesaikan tugas
yang dipilihnya, dapat memenuhi kebutuhan ekonomi kehidupan tanpa rasa panic,
rendah diri, atau tingkah laku destruksi diri lainnya.
http://3lox.wordpress.com/2010/04/08/kriteria-kepribadian-yang-matang-allport/
2.
Roger
Rogers
tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan dan tidak melakukan riset
jangka panjang yang mempelajari hubungan anak dengan orangtuanya. Namun ia
yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong
proses organism menjadi semakin kompleks, ekspansi, otonom, sosial dan secara
keseluruhan semakin aktualisasi diri. Struktur self menjadi bagian terpisah
dari medan fenomena dan semakin kompleks. Self berkembang secara utuh
keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagiannya. Berkembangnya self diikuti oleh
kebutuhan penerimaan positif dan penyaringan tingkah laku yang disadari agar tetap
konruen dengan struktur self.
Jika
penolakan menjadi style, dan orang
tidak menyadari ketidaksesuaian dalam dirinya maka kecemasan dan ancaman muncul
akibat dari orang yang sangat sadar dengan ketidaksesuaian itu. Sedikit saja
seseorang menyadari bahwa perbedaan antara pengalaman organismik dengan konsep
diri yang tidak muncul ke kesadaran telah membuatnya merasakan kecemasan.
Rogers mendefinisikan kecemasan sebagai keadaan ketidaknyamanan atau ketegangan
yang sebabnya tidak diketahui. Ketika orang semakin menyadari ketidaksesuaian
antara pengalaman dengan persepsi dirinya, kecemasan berubah menjadi ancaman
terhadap konsep diri yang sesuai. Kecemasan dan ancaman yang menjadi indikasi
adanya ketidaksesuaian diri dengan pengalaman membuat orang berada dalam
perasaan tegang yang tidak menyenangkan namun pada tingkat tertentu kecemasan
dan ancaman itu dibutuhkan untuk mengembangkan diri memperoleh jiwa yang sehat.
http://dewilin.blog.com/2010/12/15/teori-kepribadian-carl-rogers/
3.
Maslow
Hierarki
kebutuhan individu menurut maslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan
individu di level rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi
terlebih dahulu sebelum kebutuhan level tinggi menjadi hal yang memotivasi.
Lima kebutuhan yang membentuk hierarki ini adalah kebutuhan konatif yang
berarti bahwa kebutuhan-kebutuhan memiliki karakter mendorong atau memotivasi.
Contohnya
seseorang yang termotivasi untuk mendapatkan penghargaan atau aktualisasi diri
harus terlebih dahulu terpenuhi kebutuhan akan makan dan keamanannya. Oleh
karena itu rasa lapar dan keamanan mempunyai prapotensi terhadap penghargaan
atau aktualisasi diri.
Maslow
(1970)mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan berikut berdasarkan prapotensi dari
masing-masing : fisiologis, keamanan, cinta dan keberadaan, penghargaan, dan
aktualisasi diri.
Kebutuhan
fisiologis
Ialah
kebutuhan yang paling mendasar bagi setiap individu, termasuk didalamnya adalah
makan, air, oksigen, mempertahankan suhu tubuh dan lain sebagainya. Kebutuhan
fisiologis adalah kebutuhan yang memiliki kekuatan atau pengaruh paling besar
di semua kebutuhan. Orang yang terus menerus merasa lapar akan termotivasi
untuk makan. Mereka tidak akan melihat jauh dari makanan, dan selama kebutuhan
ini tidak terpenuhi maka motivasi utama mereka adalah untuk mendapatkan sesuatu
yang dapat dimakan.
Maslow
(1970) mengatakan bahwa “adalah hal yang cukup benar apabila manusia hidup
dengan roti saja itu ketika tidak ada roti”. Ketika orang-orang tidak memenuhi
kebutuhan fisiologisnya maka akan hidup terutama untuk kebutuhan tersebut dan
berulang kali memenuhi kebutuhannya tersebut. Orang-orang yang kelaparan akan
terus berfikir tentang makanan dan bersedia melakukan apapun untuk mendapatkan
makanan.
Kebutuhan
fisiologis berbeda dengan kebutuhan lainnya, terutama ada dua hal penting. Pertama , kebutuhan fisiologis adalah
satu-satunya kebutuhan yang dapat terpenuhi atau bahkan selalu terpenuhi.
Orang-orang bisa cukup makan sehingga makanan akan hilang kekuatannya untuk
memotivasi. Bagi seseorang yang selesai makan dalam porsi besar , pikiran
tentang makanan akan menyebabkan mual. Karakteristik yang berbeda dari
kebutuhan fisiologis yang kedua adalah kemampuannya untuk muncul kembali.
Setelah orang-orang selesai makan maka akan muncul rasa lapar lagi. Contohnya,
orang yang paling tidak telah memenuhi kebutuhan mereka akan cinta dan
penghargaan akan tetap percaya diri bahwa mereka akan terus memenuhi kebutuhan
mereka akan cinta dan harga diri.
Kebutuhan akan
keamanan
Ketika
seseorang sudah memenuhi kebutuhan fisiologis mereka, mereka menjadi
termotivasi untuk kebutuhan akan keamanan. Yang termasuk didalamnya adalah
keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari
kekuatan-kekuatan yang mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, rasa
takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan dan lain sebagainya. Kebutuhan akan hukum,
ketentraman, dan keteraturan juga merupakan bagian dari kebutuhan akan keamanan
(Maslow,1970).
Pada
masyarakat yang tidak sedang mengalami perang, sebagian besar dewasa yang sehat
dapat memenuhi kebutuhan akan keamanan mereka setiap waktu, oleh karena itu
kebutuhan ini cenderung tidak penting. Sebagian orang dewasa cenderung merasa
tidak aman karena ketakutan tidak masuk akal di masa kecil mereka sehingga
terbawa hingga masa dewasa. Mereka menghabiskan lebih banyak energi daripada
energi yang dibutuhkan orang sehat untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman dan
ketika mereka tidak berhasil memenuhi kebutuhan akan rasa aman tersebut maka
mereka akan mengalami apa yang di sebut kecemasan dasar oleh Maslow.
Kebutuhan akan
cinta dan keberadaan
Setelah
orang-orang memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan, mereka akan termotivasi
untuk memenuhi kebutuhan akan cinta dan keberadaan. Seperti keinginan untuk
berteman, ingin mempunyai pasangan dan anak, kebutuhan untuk menjadi bagian
sebuah keluarga, dll. Cinta dan keberadaan juga menjadi aspek seksualitas dan
hubungan dengan manusia laindan juga kebutuhan untuk memberi dan mendapatkan
cinta.
Orang
yang kebutuhan akan cinta dan keberadaannya terpenuhi sejak masa kecil tidak
menjadi panik ketika cintanya ditolak. Orang seperti ini mempunyai kepercayaan
diri bahwa mereka akan diterima oleh orang-orang yang penting bagi mereka. Jadi
ketika orang lain menolak mereka tidak merasa hancur.
Kelompok
kedua adalah oarng-orang yang tidak pernah merasakan cintadan keberadaan, dan
oleh sebab itu mereka jadi tidak mampu untuk memberi cinta. Mereka jarang
disentuh ataupun di peluk ataupun mendapatkan pernyataan cinta dalam bentuk
apapun. Maslow percaya bahwa orang-orang seperti ini akan belajar untuk tidak
mengutamakan cinta dan akan terbiasa dengan ketidak hadiran cinta.
Kelompok
ketiga yaitu orang-orang yang menrima cinta dalam jumblah yang sedikit. Karena
menerima sedikit cinta dan keberadaan maka mereka akan termotivasi untuk
mencarinya. Dengan kata lain orang yang sedikit memiliki cinta mempunyai kebutuhan akan cinta dan kasih
sayang dan penerimaan lebih besar dari pada orang yang menerima cinta dalam
jumblah cukup atau tidak menerima cinta sama sekali.
Kebutuhan akan
penghargaan
Setelah
orang-orang memenuhi kebutuhan akan cinta dan penerimaan maka mereka akan
memenuhi kebutuhan akan penghargaan. Yang mencakup kepercayaan diri,
penghormatan diri, pengetahuan yang orang lain hargai tinggi. Maslow
mendefinisikan dua hal tingkat penghargaan yaitu reputasi dan harga diri.
Reputasi
adalah persepsi akan gengsi, pengakuan, atau ketenaran yang dimiliki seseorang,
dan dilihat dari sudut pandang orang lain. Kemudia harga diri adalah perasaan
pribadi seseorang bahwa dirinya bernilai dan bermanfaat atau percaya diri. Harga
diri didasari oleh lebih dari sekedar reputasi dan gengsi. Harga diri memiliki
keinginan untuk memperoleh kekuasaan pencapaian atau keberhasilan, kecukupan,
kemampuan, dll.
Kebutuhan akan
aktualisasi diri
Setelah
kebutuhan akan penghargaan terpenuhi,
maka orang-orang tidak akan langsung memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.
Awalnya, Maslow berasumsi bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri muncul jika
kebutuhan akan penghargaan telah terpenuhi.
Kebutuhan
akan aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri,
dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin.orang-orang yang telah mencapai
aktualisasi diri menjadi orang yang seutuhnya. Memenuhi kebutuhan orang lain
hanya melihat sekilas atau bahkan tidak pernah lihat sama sekali. Orang-orang
yang mengaktualisasikan dirinya dapat mempertahankan harga diri mereka bahkan
ketika mereka dimaki, ditolak, dan diremehkan orang lain.
4.
Eric
Fromm
Fromm
menyatakan bahwa satu perbedaan antara manusia yang sehat secara mental dan
manusia yang manusia neurotik atau tidak waras adalah bahwa mereka yang sehat
secara mental akan menemukan jawaban atas keberadaan mereka. Yaitu dengan kata
lain manusia yang sehat secara mental akan menyatu kembali dengan dunianya. Dan
secara produktif memenuhi kebutuhan manusiawi akan keterhubungan, keunggulan,
keberakaran, kepekaan akan identitas dan kerangka orientasi.
Keterhubungan
Keterhubungan
adalah keinginan untuk bersatu dengan satu orang atau lebih. Fromm menyatakan
ada tiga cara manusia untuk berhubungan dengan dunia yaitu kepasrahan,
kekuasaan, dan cinta. Orang orang dalam kebutuhan simbiosis saling tertarik
bukan disebabkan oleh cinta, namun keputus asaan dalam memenuhi kebutuhan akan
keterhubungan. Kesatuannya didasari oleh rasa permusuhan. Orang-orang dalam
kebutuhan simbiosis menyalahkan pasangan mereka karena mereka tidak memuaskan
kebutuhan yang lain secara utuh. Mereka akan mencari kepasrahan atau kekuasaan
tambahan dan hasilnya mereka akan menjadi tergantung pada pasangan mereka dan
menjadi tidak individual.
Fromm
percaya bahwa cinta adalah satu-satunya jelan seseorang untuk bersatu dengan
dunia dan dalam waktu yang sama mencapai individualitas dan integritas. Fromm
mengidentifikasikan cinta sebagai “kesatuan dengan seseorang atau suatu diluar
diri dengan kondisi memegang teguh keterpisahan dan integritas diri sendiri”.
Cinta meliputi persamaan dan berbagi dengan orang lain. Dalam buku Seni
Mencintai, Fromm menyebutkan rasa peduli, tanggung jawab, rasa hormat, dan
pengetahuansebagai empat elemen dasar yang biasa ditemukan dalam bentuk cinta
yang tulus.
Keunggulan
Manusia
dilemparkan didunia tanpa persetujuan dari mereka, serta di tiadakan dari
dunia. Akan tetapi manusia tergerak untuk kebutuhan akan keunggulan yang
didefinisikan sebagai dorongan untuk melampaui keberadaan yang pasif dan
kebetulan menuju “alam penuh makna dan kebebasan”.
Keberakaran
Keberakaran
adalah kebutuhan untuk berakar dan kembali lagi kedunia. Ketika manusia
berefolusi sebagai spesies terpisah, mereka kehilangan dunia mereka didunia
alam. Disaat yang bersamaan kapasitas mereka bahwa mereka menyadari tdak
memiliki rumah dan tidak memiliki akar. Konsekuensinya adalah perasaan
keterasingan ketidak berdayaan ini tidak tertahankan.
Fromm
memilih teori bechofen yang berpusat pada ibu dan keterkaitannya dengan situasi
oedipal dibandingkan pemikiran frued yang lebih berpusat pada ayah. Hal ini
konsisten dengan kecenderungan Fromm untuk menyukai wanita-wanita yang lebih
tua. Istri pertama Fromm berusia sepuluh tahun lebih muda darinya. Kekasihnya
Karen Horney berusia lima belas tahun lebih tua dari dirinya. Menurut Fromm
oedipus complex adalah keinginan untuk kembali kerahim ibu atau seseorang
dengan fungsi keibuan yang harus terlihat dengan keterkaitannya dengan wanita
yang lebih tua.
Kepekaan akan identitas
Yaitu
kemampuan untuk menyadari diri sendiri sebagai wujud terpisah. Oleh karena itu
kita telah terpisah dari alam, maka kita harus membuat konsep diri kita sendiri
untuk mampu berkata “saya adalah saya”atau “saya adalah subjek dari tindakan
saya”. Fromm percaya bahwa manusia primitif mengidentifikasikan diri mereka
lebih dekat dengan kelompok mereka dan mereka tidak terpisah dari kelompok
mereka.
Identitas
kelompok baru berkembang dimana kepekaan akan identitas kelompok bergantung
pada rasa keterlibatan yang tidak tersangkalkan pada sebuah kelompok besar,
bukan identitas praindividualistis klan. Fakta bahwa kesegaraman dan
konformitas sering kali tidak dikenali sebagai identitas tersebut, dan juga
diselimuti oleh khayalan individualitas, tidak dapat mengingkari fakta yang
ada.
Tanpa
kepekaan akan identitas, manusia tidak dapat mempertahankan kewarasan mereka
dan ancaman ini mendorong mereka untuk melakukan hampir segala hal untuk
mendapatkan kepekaan akan identitas.
Kerangka orientasi
Oleh
karena terpisah dari dunia alam, maka manusia membutuhkan peta untuk menentukan
jalan mereka. Maka peta jalan atau kerangka orientasi untuk mencari jalannya
dalam dunia. Tanpa peta tersebut manusia akan “kebingungan dan tidak mampu melakukan
tindakan dengan tujuan atau konsisten”. Kerangka orientasi membuat manusia
dapat mengatur berbagai macam ragam yang mengganggu mereka. Menuasia yang
memiliki kerangka orientasi yang kuat dapat menjelaskan kejadian dan fenomena
yang terjadi.
Setiap
orang memiliki filosifi, suatu cara konsisten dalam memandang sesuatu. Banyak
orang terlalu menganggap benar filosofi dan kerangka panduan mereka hingga
apapun yang asing dalam pandangan mereka akan dinilai “gila” atau “tidak masuk
akal”. Apapun yang konsisten dengan filosofi dan kerangka panduan mereka
semata-mata dianggap sebagai “ akal sehat”.
Jess Feist,
Gregory J.Feist., theories of Personality
7th ed, Salemba Humanika, Jakarta Selatan,
2010.